Page 234 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 234

Sanksi  tersebut  harus  diterapkan  karena  belakangan  banyak  perusahaan  yang  enggan
              melaporkan  kasus  korona.  Padahal,  pelaporan  kasus  di  mana  pun  sangat  penting  untuk
              kepentingan tracing penularan virus berbahaya itu kepada orang lain.

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi,  dan  Energi  DKI  Jakarta  Andri  Yansyah,  kemarin,
              mengatakan rincian isi pergub dan jenis sanksi nantinya akan langsung diumumkan Gubernur
              Anies Baswedan.

              Selain sanksi terhadap perusahaan yang menutupi kasus covid-19 di internalnya, pergub ini,
              menurut Andri, juga akan menjadi payung hukum bagi sanksi denda progresif bagi perusahaan
              yang melanggar aturan PSBB berulang kali. "Iya, termasuk itu juga nanti ada dalam pergub baru.
              Sabar saja sampai nanti diumumkan," kata dia.

              Secara terpisah, anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hasbiallah
              Ilyas  mendukung  Pemprov  DKI  Jakarta  untuk  menerapkan  sanksi  progresif  kepada  para
              pelanggar aturan PSBB.
              Ia menilai sanksi yang berat akan membuat masyarakat jera dan mematuhi protokol kesehatan.
              "Kalau saya bilang, memang harus ada sanksi yang berat. Misalnya, di luar negeri, tidak pakai
              masker selain denda berapa juta rupiah juga bisa masuk penjara 1-2 bulan."  Lebih jauh, terang
              Ilyas, jika hanya menunggu kesadaran masyarakat, hal itu akan sulit terwujud. Meski Jakarta
              adalah ibu kota, pemahaman dan implementasi warganya terhadap aturan justru bisa dikatakan
              rendah.

              Ia menegaskan sanksi progresif ini harus dioptimalkan dengan baik agar tujuan Pemprov DKI
              Jakarta  meningkatkan  kepatuhan  warga  terhadap  protokol  kesehatan  bisa  tercapai.  "Mohon
              maaf,  meski  ini  ibu  kota,  masih  banyak  warganya  yang  tidak  memiliki  kesadaran  terhadap
              aturan."  Ditutup  Pemprov DKI Jakarta telah menutup sementara 51 perusahaan selama PSBB
              transisi, mulai 6 Juni hingga 10 Agustus 2020. Andri menjelaskan penutupan itu dilakukan setelah
              pihaknya melakukan sidak pengawasan protokol kesehatan ke 3.349 perusahaan di Ibu Kota.
              "Sebanyak 389 perusahaan mendapatkan peringatan pertama, 101 peringatan kedua, dan 51
              ditutup sementara," katanya.

              Andri  menambahkan,  pihaknya  menemukan  ada  karyawan  terpapar  korona  di  44  dari  51
              perusahaan yang ditutup sementara. Namun, Andri enggan menjelaskan jumlah karyawan yang
              terpapar dan detail perusahaan itu. (Put/Ssr/J-2).





























                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239