Page 383 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 383
"Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata merupakan sektor paling terdampak akibat
wabah COVID-19," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Selasa (11/8/2020).
Ia menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan 12 Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker
Provinsi untuk mengidentifikasi dampak pandemi COVID-19 terhadap dunia ketenagakerjaan.
Ida juga meminta serikat pekerja dan serikat buruh untuk membantu mengidentifikasi para
pekerja yang membutuhkan program Kemnaker. Data dan informasi dibutuhkan untuk mencari
solusi melalui program kerja pemerintah.
"Yang dibutuhkan adalah kerja sama yang mengedepankan dialog sosial untuk mencari solusi
terbaik dan menghindari PHK," terang Ida.
Ida menegaskan, upaya membangkitan suatu perusahaan salah satunya ditunjang oleh
manajemen perusahaan khususnya bagian Human Resource Development (HRD).
"Peranan para manager HRD di perhotelan sangat strategis dalam mengelola tenaga kerja, sejak
pra-employment, during employment sampai kepada post-employment. Peranan tersebut
dimanifestasikan agar dinamika ketenagakerjaan menjadi kondusif atau meminimalisasi gejolak
ketenagakerjaan yang tidak diinginkan," papar Ida.
Ida mengemukakan pengelolaan tenaga kerja di industri perhotelan dapat disinergikan dengan
program-program di Kementerian Ketenagakerjaan. Salah satunya untuk mengantisipasi
transformasi ketenagakerjaan diperlukan pelatihan vokasi yang baik melalui skema skilling,
reskilling, upskilling, pemagangan, peningkatan produktivitas, dan yang tidak kalah pentingnya
adalah soft skill. Kementerian Ketenagakerjaan, lanjut Ida, memiliki sejumlah program seperti
pelatihan dan sertifikasi, penempatan dan perluasan kesempatan kerja, keselamatan dan
kesehatan kerja, serta hubungan industrial dan jaminan sosial.
"Program-program tersebut dapat disinergikan dan dikolaborasikan dengan bidang perhotelan
dan restoran," tuntas Ida.
(akn/ega)
382