Page 378 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 378
MENAKER MINTA 12 DISNAKER INDENTIFIKASI DAMPAK COVID-19 TERHADAP
KEPARIWISATAAN
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami , JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan
(Menaker), Ida Fauziyah menggelar dialog dengan para pelaku pariwisata yakni hotel dan
restoran di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (11/8/2020).
Pertemuan diadakan di hotel bukan tanpa alasan. Satu diantaranya mengingat sektor pariwisata
merupakan salah satu sektor paling terdampak pandemi Covid-19 .
"Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata merupakan sektor paling terdampak akibat
wabah Covid-19 ," kata Ida.
Menaker berujar dialog tersebut dimaksudkan untuk bertukar informasi terkait aspek
ketenagaerjaan, khususnya industri pariwisata pada masa new normal dan masa yang akan
datang.
Pemerintah bersama pelaku industri pariwisata terus mencoba mencari solusi agar sektor ini
dapat pulih kembali di masa adaptasi kebiasaan baru.
Ida mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan 12 Disnaker Provinsi agar mengidentifikasi
dampak pandemik Covid-19 terhadap dunia ketenagakerjaan, khususnya di sektor pariwisata.
Terkait hal itu, ia meminta serikat buruh dan pekerja membantu mengidentifikasi para pekerja
yang membutuhkan program Kemnaker.
Data dan informasi dibutuhkan agar dalam waktu dekat dapat segera dicarikan solusi melalui
program kerja pemerintah.
"Yang dibutuhkan adalah kerja sama yang mengedepankan dialog sosial untuk mencari solusi
terbaik dan menghindari PHK," katanya.
Setiap perusahaan (hotel dan restoran) diharapkan akan melewati tantangan atau masa-masa
sulit seperti saat ini.
Namun, Menteri Ida menekankan dalam upaya menuju kebangkitan suatu perusahaan, itu
sangat ditentukan antara lain oleh manajemen perusahaan khususnya bagian Human Resource
Development (HRD).
"Peranan para manager HRD di perhotelan sangat strategis dalam mengelola tenaga kerja, sejak
praemployment, during employment sampai kepada postemployment," kata Ida.
"Peranan tersebut dimanifestasikan agar dinamika ketenagakerjaan menjadi kondusif atau
meminimalisasi gejolak ketenagakerjaan yang tidak diinginkan," lanjutnya.
Menurutnya, pengelolaan tenaga kerja di industri perhotelan dapat disinergikan dengan
program-program di Kementerian Ketenagakerjaan, seperti untuk mengantisipasi transformasi
ketenagakerjaan.
Diantaranya terkait pelatihan vokasi baik melalui skema skilling, re-skilling, up-skilling,
pemagangan, peningkatan produktivitas, dan yang tidak kalah pentingnya adalah soft skill.
"Kami punya skema pelatihan vokasi, yang kita arahan untuk menyesuaikan dengan pasar kerja,"
kata Ida "Untuk anggaran 2021 kami ingin mendengarkan banyak dari pelaku bisnis perhotelan
377