Page 576 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 576

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan bantuan ini diberikan untuk melindungi,
              mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi (daya beli) pekerja/buruh selama
              pandemi Covid-19, sehingga dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Hal ini
              merupakan program stimulus yang dibahas bersama tim satgas pemulihan ekonomi nasional
              (PEN), Kementerian BUMN, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Keuangan, dan BPJS
              Ketenagakerjaan.

              Ida memaparkan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi penerima manfaat antara lain warga
              negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan lewat NIK; terdaftar sebagai peserta BP Jamsostek aktif
              dan membayar iuran berdasarkan upah di bawah Rp5 juta. Kriteria lain yakni penerima manfaat
              merupakan pekerja atau buruh penerima upah; buruh yang bekerja pada pemberi kerja selain
              pada induk perusahaan BUMN, lembaga negara, instansi pemerintah, kecuali non-ASN.

              Paling  penting,  penerima  manfaat  harus  memiliki  rekening  bank  aktif  karena  manfaat  akan
              ditransfer langsung ke rekening yang bersangkutan. Peserta penerima manfaat program kartu
              prakerja  tidak  masuk  dalam  kriteria  penerima  subsidi  upah  ini.  Penyaluran  manfaat  akan
              dilakukan oleh bank BUMN yang terhimpun dalam himpunan bank milik negara (Himbara).
              "Mekanisme penyaluran bantuan subsidi upah ini diberikan kepada pekerja/buruh sebesar Rp600
              ribu per bulan selama empat bulan (Rp 2,4 juta) yang akan diberikan setiap dua bulan sekali.
              Artinya, satu kali pencairan, pekerja akan menerima uang subsidi sebesar Rp1,2 juta," kata Ida
              dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/8/2020).
              (  Menurut Ida, jumlah calon penerima subsidi ditargetkan mencapai 15.725.232 orang dengan
              anggaran  Rp37,7  triliun.  Pelaksanaan  bantuan  ini  mendapat  pendampingan  dari  kepolisian,
              kejaksaan agung, KPK, BPK, dan BPKP.

              Direktur BP Jamsostek, Agus Susanto, menyambut baik program ini karena menjadi nilai tambah
              bagi pekerja yang terdaftar sebagai peserta aktif BP Jamsostek.

              "BP Jamsostek menyatakan kesiapannya dalam mendukung program penerima subsidi upah ini,
              dan saat ini BP Jamsostek siap menjalankan tugas amanah ini dan kami akan menyiapkan data
              sebagaimana dipersyaratkan," kata dia.

              Peneliti INDEF, Bima Yudhistira, mengatakan kebijakan ini dipilih karena stimulus yang selama
              ini  diterbitkan  pemerintah  untuk  dunia  usaha  dirasa  tidak  mampu  mendongkrak  daya  beli.
              Padahal insentif yang telah diberikan untuk korporasi guna menghadapi dampak pandemi ini
              lebih dari Rp100 triliun. "Stimulus yang diberikan selama ini kepada dunia usaha ternyata tidak
              mampu menjaga daya beli," kata dia.

              Mengingat  program  ini  rencananya  akan  bergulir  September  2020,  Bima  mengatakan  masih
              banyak waktu untuk menyempurnakan kebijakan ini. Paling penting arah kebijakan ini ke depan
              yakni  universal basic income  dengan sasaran yang lebih luas seperti pekerja sektor informal
              dan pekerja rumah tangga (PRT)..

















                                                           575
   571   572   573   574   575   576   577   578   579   580   581