Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 97

Tanpa  data  akurat,  salah  sasaran  dalam  penyaluran  bantuan  untuk  pekerja  bisa  jadi  tak
              terelakkan. Bagaimanapun kebijakan subsidi untuk pekerja swasta masih jauh lebih baik dari
              program Kartu Prakerja, yang nyaris tak memiliki daya ungkit terhadap perekonomian. Meski
              penerima bantuan tak sepenuhnya tepat sasaran, setidaknya dana mengalir ke masyarakat dan
              menciptakan permintaan.

              Sebagaimana  pada  program  Kartu  Prakerja,  pemerintah  tak  boleh  mengulangi  kesalahannya
              dalam menyalurkan bantuan sosial. Pada awal pandemi, pemerintah berkukuh memberi bantuan
              dalam bentuk natura. Kebijakan itu keliru karena tak bisa memutar roda pei-ekonomian---hanya
              menguntungkan segelintir pemasok. Belum lagi potensi korupsinya yang tinggi dalam pengadaan
              bahan  pokok  yang  akan  disalurkan.  Pemerintah  akan  memetik  banyak  keuntungan  jika
              mengganti  program  semacam  itu  dengan  bantuan  tunai  yang  disalurkan  melalui  transfer  ke
              rekening bank.

              Alokasi perlindungan sosial yang mencapai Rp 203,9 triliun adalah pos terbesar dari seluruh
              anggaran penanganan pandemi Covid-19. Sejauh ini, serapannya 38 persen, lebih tinggi dari
              alokasi lain. Untuk memacu penyerapan, pemerintah bisa memperluas cakupan penerima subsidi
              dan  menambah  nominal  bantuan.  Tentu  dibutuhkan  perbaikan  di  sana-sini,  termasuk  data
              penerima yang tepat. Tapi, yang terpenting saat ini, dana tersebut sampai ke masyarakat dan
              digunakan untuk konsumsi.

              Dalam kondisi seperti sekarang, tidak bisa dimungkiri bahwa belanja pemerintah merupakan
              tumpuan.  Sayangnya,  serapan  anggaran  masih  rendah  meskipun  Presiden  Joko  Widodo
              setidaknya sudah dua kali murka terhadap anak buahnya. Kemarahan kepala negara terhadap
              menteri-menterinya  hanya  menunjukkan  bahwa  perintah  dia  tak  bisa  dieksekusi  oleh
              bawahannya.  Tapi,  alih-alih  mengganti  pejabat  yang  tak  becus  bekerja,  Presiden  tetap
              membiarkan  mereka  menjabat,  Jangan  kaget  bila  Presiden  kembali  mengeluh  atau  marah-
              marah.









































                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102