Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 110

Menurut Aloy, di dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
              masih dibatasi untuk pekerjaan tertentu. Namun, yang masih jadi kebimbangan para pengusaha
              adalah masa kontrak pekerja dengan status PKWT.

              Oleh  sebab  itu,  pengusaha  masih  menantikan  aturan  turunan  UU  Cipta  Kerja  yang  berupa
              peraturan pemerintah (PP).

              "Kemudian  yang  jadi  ramai  adalah  kalau  yang  dulu  ada  batasnya,  maksimal  2  tahun,
              perpanjangan 1 tahun dan seterusnya. Nah dengan undang-undang yang baru itu memang hal
              ini belum diatur. Tetapi diamanatkan dalam undang-undang ini nanti harus ada PP turunan yang
              akan mengatur PKWT itu bisa berapa lama," ujar dia.

              Dengan demikian, UU Cipta Kerja meski telah disahkan kendati belum dapat diimplementasikan.
              Sembari menantikan PP yang tersebut.

              "Jadi itu sebabnya saya katakan bahwa hanya dengan undang-undang ini, itu belum bisa jalan.
              Undang-undang  ini  harus  dibuatkan  PP-nya  untuk  lebih  mendetilkan.  Mungkin  saja  akhirnya
              pemerintah mengatakan tetap 2 tahun, perpanjangan masa 1 tahun," ucap dia.

              Sebagai  informasi,  dalam  pasal  UU  Nomor  13  Tahun  2003  secara  eksplisit  mengatur  PKWT.
              PKWT  adalah  perjanjian  kerja  antara  pekerja  dengan  pengusaha  atau  perusahaan  untuk
              mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk jenis pekerjaan tertentu.

              Dalam  perjanjian  PKWT  juga  mengatur  kedudukan  atau  jabatan,  gaji  atau  upah  pekerja,
              tunjangan  serta  fasilitas  apa  yang  didapat  pekerja  dan  hal-hal  lain  yang  bersifat  mengatur
              hubungan kerja secara pribadi. Perusahaan hanya bisa melakukan kontrak kerja perjanjian PKWT
              paling lama 3 tahun.

              Setelah itu, perusahaan diwajibkan untuk mengangkat pekerja atau buruh sebagai karyawan
              tetap jika ingin mempekerjakannya setelah lewat masa 3 tahun.

              Kewajiban  pengangkatan  status  karyawan  setelah  melalui  masa  kontrak  dan  perpanjangan
              kontrak  PKWT  dilakukan  karena  perusahaan  hanya  diperkenankan  membuat  PKWT  satu  kali
              untuk satu orang karyawan (karyawan kontrak).

              Ketika  sudah  lewat  2  tahun  atau  diperpanjang  kembali  untuk  1  tahun,  perusahaan  hanya
              memiliki dua pilihan, yaitu tidak memperpanjang kontrak kerja atau mengangkatnya sebagai
              karyawan tetap.

              "Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan
              untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu
              paling lama 1 (satu) tahun," bunyi Pasal 59 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003.

              Sementara di RUU Cipta Kerja, pasal PKWT di UU Nomor 13 Tahun 2003 dihapus. "Ketentuan
              Pasal 59 dihapus," bunyi RUU Cipta Kerja yang sudah disahkan menjadi UU Cipta Kerja.

              Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan,
              untuk pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), UU ini memberikan perlindungan
              selama  pegawai  PKWT  bekerja  serta  menjamin  haknya,  termasuk  memberikan  kompensasi,
              apabila pekerjaan tersebut usai.

                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115