Page 444 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 444

KEPALA BKPM KLAIM UU CIPTA KERJA JADI SOLUSI 15 JUTA PENCARI KERJA

              Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dipercaya bisa meningkatkan serapan tenaga
              kerja, termasuk kelompok pengangguran yang terus bertambah di tengah pandemi Covid-19.
              UU ini juga dipercaya bisa meningkatkan produktivitas pekerja Indonesia.

              Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, saat ini ada
              sekitar 7 juta orang, mulai dari Aceh sampai Papua yang sedang mencari lapangan pekerjaan.
              Sedangkan angkatan kerja per tahun sekitar 2,9 juta orang.

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat ada 3,5 juta tenaga kerja terkena PHK. Di
              sisi lain Kadin Indonesia mencatat sekitar 5 juta orang yang terkena PHK. Maka total lapangan
              pekerjaan yang perlu disiapkan oleh pemerintah mencapai 15 juta jiwa.

              "Untuk memberikan solusi bagi 15 juta pencari pekerjaan ini, maka negara harus menciptakan
              lapangan pekerjaan. Namun tidak mungkin seluruhnya akan terserap lewat penerimaan PNS
              (Pegawai Negeri Sipil), BUMN (Badan Usaha Milik Negara), TNI maupun Polri. Oleh karena itu
              untuk menciptakan lapangan pekerjaan tersebut harus melalui sektor swasta. Instrumen sektor
              swasta  inilah  yang  dimaksud  dengan  investasi,  karena  investasi  ini  yang  dapat
              menciptakanlapangan pekerjaan," ujar Bahlil, Jumat (16/10/2020).

              Lanjutnya, Bahlil juga meyakinkan kepada para pelajar Indonesia bahwa UU kontroversial itu ini
              sangat mendukung dan melindungi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sehingga lulusan
              perguruan  tinggi  tidak  hanya  memilih  menjadi  karyawan  atau  pekerja,  namun  bisa  menjadi
              pengusaha untuk membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

              "Undang-undang  ini  menjamin  adek-adek  setelah  lulus  kuliah  menjadi  pengusaha,  dengan
              kemudahan yang ada pada undang-undang ini. UMK (Usaha Mikro dan Kecil) hanya perlu NIB
              (Nomor Induk Berusaha). Semuanya elektronik lewat OSS (Online Single Submission), 3 jam
              beres," tegasnya.
              Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menyampaikan
              tentang tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain
              di ASEAN.

              Menurutnya,  implementasi  UU  Cipta  Kerja  diharapkan  akan  terus  mendorong  peningkatan
              produktivitas melalui berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini tercatat sekitar
              56,6 persen pengangguran terbuka berumur 15 hingga 24 tahun.

              Kemudian, untuk pekerja tidak penuh, kelompok umur 55 tahun ke atas mengisi 29 persen porsi
              dalam pekerja paruh waktu dan kelompok umur 25-34 tahun mengisi 26 persen dari seluruh
              pekerja setengah penganggur.

              "Produktivitas angkatan kerja di Indonesia termasuk rendah, kita masih di bawah Malaysia dan
              Laos, bahkan di bawah rata-rata negara ASEAN," ungkapnya.

              Pun, UU yang terus menuai polemik ini diklaim melindungi tiga posisi ketenagakerjaan. Pertama,
              masyarakat  yang  belum  bekerja,  maka  pemerintah  menciptakan  lapangan  pekerjaan  melalui
              investasi. Kedua, masyarakat yang memiliki pekerjaan mempunyai perlindungan. Ketiga, ketika
              terjadi pemutusan pekerjaan akan tetap terlindungi.

              "Kami  melihat  pemerintah  ingin  mendorong  peluang  ekonomi  dan  memberikan  kemudahan
              kepada  berbagai  pihak  untuk  berbisnis.  Namun  di  sisi  lain,  perlu  disadari  UU  ini  merupakan
              integrasi dari berbagai UU yang menimbulkan kompleksitas tersendiri dari substansi, perspektif
              hukum dan kepentingan masyarakat," tutupnya. Reporter: SulaemanSumber: Merdeka.com.


                                                           443
   439   440   441   442   443   444   445   446   447   448   449