Page 465 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 465
BKPM: UU CIPTA KERJA JAMIN MAHASISWA JADI PENGUSAHA SETELAH LULUS
KULIAH
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Undang-
undang atau UU Cipta Kerjaakan menjamin kemudahan mahasiswa memperoleh pekerjaan
selepas menyelesaikan masa kuliah. Salah satu peluangnya ialah menjadi wirausaha.
"Undang-undang ini menjamin adik-adik (mahasiswa) setelah lulus kuliah menjadi pengusaha
dengan kemudahan yang ada," ujar Bahlil dalam keterangannya, Jumat, 16 Oktober 2020.
Ia menyebut pemerintah telah mendukung munculnya wirausaha baru dengan
menyederhanakan sistem regulasi melalui omnibus law UU Cipta Kerja. Beleid sapu jagat ini,
tutur Bahlil, mengatur agar calon pengusaha, khususnya sektor UMKM, hanya perlu mengantongi
nomor induk berusaha untuk mulai membuka usahanya. "Semuanya elektronik lewat OSS
(Online Single Submission), tiga jam beres," ucapnya.
Bahlil berharap angkatan kerja baru tidak hanya memilih jalur menjadi karyawan atau pekerja di
korporasi, tapi juga sebagai pengusaha. Upaya ini, kata dia, penting untuk membantu
pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan melalui instrumen swasta.
Musababnya, hingga Oktober 2020,BKPM mencatat jumlah pengangguran terus bertambah
hingga diperkirakan mencapai sekitar 15 juta orang. Angka itu berasal dari tujuh juta orang
Indonesia yang sedang mencari pekerjaan, 2,5 juta angkatan kerja yang muncul tiap tahun, dan
3,5-5 juta orang yang terkena PHK selama pandemi.
"Tidak mungkin seluruhnya akan terserap lewat penerimaan PNS (Pegawai Negeri Sipil), BUMN
(Badan Usaha Milik Negara), TNI, maupun Polri. Karena itu, timbul satu konsep dasar bahwa
untuk menciptakan lapangan pekerjaan tersebut harus melalui sektor swasta," katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi haqul yakin Undang-undang
Cipta Kerja akan mendorong produktivitas angkatan kerja di Indonesia meningkat. "Produktivitas
angkatan kerja di Indonesia termasuk rendah, kita masih di bawah Malaysia dan Laos, bahkan
di bawah rata-rata negara ASEAN," ujar Anwar Sanusi.
464