Page 482 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 482

Ringkasan

              Gubernur Banten Wahidin Halim mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk
              memberi masukan dan usulan terkait 12 isu kontroversial dalam Undang-Undang (UU) Cipta
              Kerja.

              Isu-isu tersebut sebagian besar beredar di media sosial dan sering disuarakan para buruh ketika
              melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.Usulan dan masukan terkait
              12 isu kontroversial tersebut disampaikan melalui surat Nomor 560/1856-DTKT/2020 tertanggal
              13 Oktober 2020.



              TERKAIT 12 ISU DI UU CIPTA KERJA, GUBERNUR BANTEN BERI MASUKAN KE
              PRESIDEN JOKOWI
              Gubernur Banten Wahidin Halim mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk
              memberi masukan dan usulan terkait 12 isu kontroversial dalam Undang-Undang (UU) Cipta
              Kerja.

              Isu-isu tersebut sebagian besar beredar di media sosial dan sering disuarakan para buruh ketika
              melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.

              Usulan  dan  masukan  terkait  12  isu  kontroversial  tersebut  disampaikan  melalui  surat  Nomor
              560/1856-DTKT/2020 tertanggal 13 Oktober 2020.

              Keduabelas  isu  yang  dimaksud  yakni  pertama, terkait  isu  penghapusan  cuti  haid,  hamil  dan
              melahirkan dalam UU Cipta Kerja. Namun, faktanya, dalam UU Cipta Kerja, tidak dihapus, masih
              sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Pemprov Banten mengusulkan agar dalam pelaksanaan perjanjian kerja, peraturan perusahaan
              atau  perjanjian  kerja  bersama  harus  di  bawah  pengawasan  bidang  ketenagakerjaan  baik  di
              daerah maupun pusat.

              Kedua, isu terkait penghapusan pesangon dalam UU Cipta Kerja. Pemprov Banten mengusulkan
              agar dalam peraturan pemerintah (PP) diatur secara tegas terkait perusahaan harus membayar
              pesangon  secara  penuh.  Pembayaran  pesangon  harus  mempertimbangkan  masa  kerja,  dan
              perusahaan yang tidak membayar pesangon dikenakan sanksi.

              Ketiga, isu upah buruh dihitung per jam. Faktanya, dalam UU Cipta Kerja tidak disebutkan upah
              dihitung per  jam. Pada Pasal  88B  menyebutkan  bahwa  upah  ditetapkan  berdasarkan  satuan
              waktu dan atau satuan hasil.

              Pemprov Banten mengusulkan agar upah secara nominal tidak turun. Perusahaan memberikan
              upah menurut satuan waktu dan/atau satuan hasil.

              Keempat, isu terkait perusahaan dapat dengan bebas mem-PHK karyawan. Namun, faktanya,
              dalam UU Cipta Kerja, dari 14 alasan PHK dalam Pasal 154a, tidak terdapat alasan bahwa protes
              yang dilakukan buruh menjadi alasan PHK.

              Pemprov Banten mengusulkan agar kriteria atau alasan melakukan PHK harus tepat dan tidak
              mengada-ada.

              Kelima,  terkait  isu  penghapusan  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  dan  upah  minimum
              provinsi (UMP). Faktanya, dalam UU Cipta Kerja, UMK dan UMP tetap dipertahankan.




                                                           481
   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487