Page 109 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 109

KASUS KORUPSI JPS KEMNAKER DI BANYUMAS MASUKI PEMBERKASAN

              Purwokerto - Penanganan kasus dugaan korupsi dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kementerian
              Ketenagakerjaan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memasuki tahap pemberkasan, kata
              Kepala Kejaksaan Negeri Purwokerto Sunarwan.

              "Dua tersangka sudah ditetapkan, sekarang sudah pemberkasan, mungkin sebentar lagi sidang.
              Masih  pemberkasan  di  penyidik,  belum  diserahkan  ke  penuntut  umum,"  katanya  kepada
              wartawan usai menjadi pembicara dalam Diskusi Panel "Mencari Vaksin Pandemi Korupsi 2021"
              di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

              Hingga saat ini, menurut dia, belum ada tambahan tersangka lain karena berdasarkan alat bukti,
              baru  mengarah  kepada  AM  (26)  dan  MT  (37),  warga  Desa  Sokawera,  Kecamatan  Cilongok,
              Banyumas, yang telah ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal 16 Maret 2021.

              Terkait  dengan  adanya  kabar  bahwa  sebelumnya  telah  ada  kesepakatan  antara  kelompok
              masyarakat dan kedua tersangka untuk bersama-sama mengelola dana JPS Kemnaker tersebut,
              Kajari menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.

              "Bukti-bukti  mereka  diminta.  Namanya  diminta  'kan  beda  dengan  menyerahkan.  Itu  juga
              berbeda dengan tujuan proposal dibuat," katanya.

              Ia mencontohkan dalam proposal yang dibuat oleh kelompok masyarakat, ada yang berencana
              menggunakan dana tersebut untuk bertani durian.
              Dengan demikian, apa yang dilakukan kedua tersangka dengan meminta dana JPS Kemnaker
              tersebut tidak sesuai dengan tujuan proposal yang dibuat oleh kelompok masyarakat.

              "Jadi,  tujuan  ini  (JPS  Kemnaker,  red.)  adalah  untuk  menciptakan  lapangan  kerja  di  tengah
              masyarakat  karena  pandemi.  Tujuannya  untuk  pengangguran  dan  setengah  menganggur
              sebenarnya,  sehingga  mereka  mempunyai  lapangan  pekerjaan  dengan  modal  itu,"  katanya
              menegaskan.

              Akan  tetapi,  jika  dana  tersebut  disatukan  dan  dialihkan  ke  tempat  lain,  kata  dia,  kelompok
              masyarakat penerima program JPS Kemnaker sama saja tidak bekerja.

              "Yang bekerja, ya, korporasi ini (usaha yang dikelola kedua tersangka, red.) sehingga tujuan
              pemerintah tidak tercapai," katanya.

              Dalam  hal  ini,  kata  dia,  dana  tersebut  untuk  membangun  green  house  buah  melon  yang
              direncanakan oleh kedua tersangka, sedangkan kelompok masyarakat penerima program JPS
              Kemnaker hanya diberikan keuntungan jika usahanya untung.

              Kajari  mengatakan  bahwa  tujuan pemerintah memberikan  program  JPS  tersebut  juga  dalam
              rangka memberdayakan masyarakat dengan membuat wirausaha baru.

              "Itu yang tak tercapai," katanya.

              Terkait dengan pembuatan green house buah melon yang direncanakan oleh kedua tersangka,
              dia  mengatakan  bahwa  hal  itu  dikontrakkan  kepada  pihak  ketiga  yang  mengerjakan
              pekerjaannya.

              "Setelah  jadi,  nanti  akan  dikelola  siapa,  juga  belum  jelas.  Akan  tetapi,  pengelolanya  bukan
              kelompok  tani  (kelompok  masyarakat,  red.).  Karena  kelompok  tani  tersebar  di  seluruh
              kabupaten, enggak mungkin dia di situ," katanya.




                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114