Page 153 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 153

negative - Mucharom Ashadi (Kepala Unit Pelayanan Teknis BP2MI Provinsi DKI Jakarta) Jadi
              calo  mereka  berbeda,  26  orang  ini  mungkin  satu  sama  lain  tidak  saling  mengenal.  Nah  ini
              modusnya dari pelaku TPPO ini



              Ringkasan

              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencegah 26 orang tenaga kerja wanita
              (TKW) ilegal asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ke luar negeri, Rabu malam. Kepala Unit Pelayanan
              Teknis BP2MI Provinsi DKI Jakarta Mucharom Ashadi mengatakan 26 orang calon pekerja migran
              Indonesia  (PMI)  tersebut  ditangkap  di  lokasi  penampungan  sementara  mereka,  dalam
              apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.


              BP2MI CEGAH 26 CALON TKW ILEGAL KELUAR NEGERI

              Jakarta - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencegah 26 orang tenaga kerja
              wanita (TKW) ilegal asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ke luar negeri, Rabu malam.

              Kepala Unit Pelayanan Teknis BP2MI Provinsi DKI Jakarta Mucharom Ashadi mengatakan 26
              orang  calon  pekerja  migran  Indonesia  (PMI)  tersebut  ditangkap  di  lokasi  penampungan
              sementara mereka, dalam apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

              "Setelah kami kumpulkan, semua berjumlah 26 orang PMI yang mayoritas berasal dari Nusa
              Tenggara Barat. Dari hasil wawancara singkat tadi, mereka mengaku akan diberangkatkan ke
              negara-negara Timur Tengah seperti Bahrain, Arab Saudi, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), dan
              beberapa negara Timur Tengah lain," ujar Mucharom saat ditemui wartawan, di lokasi.

              Mucharom mengatakan calon PMI tersebut disergap petugas setelah mendapat informasi dari
              masyarakat bahwasanya ada sekumpulan orang di salah satu apartemen di Jakarta Utara.
              Setelah dilakukan pendalaman, ternyata benar calon PMI tersebut dikumpulkan dalam tiga kamar
              apartemen yang kapasitasnya masing-masing maksimal bisa diisi lima orang.

              "Ternyata  ditemukan  ada  di  salah  satu  kamar  sembilan  orang  (calon)  PMI,  di  kamar  yang
              berbeda  ditemukan  10  (calon)  PMI.  Total  tiga  kamar  semuanya  berisi  (calon)  PMI,"  kata
              Mucharom.

              Menurut Mucharom, sejak keluarnya Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Nomor 250
              Tahun 2015, penempatan PMI untuk negara Timur Tengah sebagai pekerja domestik atau rumah
              tangga masih ada moratorium atau dengan kata lain, dilarang.

              "Terkait  dengan  itu,  ini  kami  sinyalir  bahwasanya  mereka  akan  dilakukan  upaya  tindak
              perdagangan orang. Mereka dimobilisasi oleh orang yang nanti kita akan kejar ini pelakunya.
              Kami bersinergi dengan teman-teman dari kepolisian, untuk mengejar siapa pelaku penempatan
              di luar prosedur ini," kata Mucharom.


              Dugaan itu bukan tanpa alasan, Mucharom menjelaskan bahwa di masa pandemi seperti saat ini
              masih banyak negara-negara penempatan PMI yang sedang menutup diri (dari kunjungan PMI)
              karena di negara tersebut juga mengalami masa pandemi.

              Oleh karena itu, lanjutnya, BP2MI akan mencari tahu lebih lanjut apakah di negara-negara Timur
              Tengah itu masih ada oknum yang menerima penempatan PMI secara ilegal.




                                                           152
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158