Page 156 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 156
Ringkasan
Media daring Magdalene bersama IBCWE (Indonesia Business Coalliton for Women
Empowerment) resmi menggelar acara diskusi bertajuk Women Lead Forum 2021 hari pertama
pada Rabu (7/4/2/2021). Acara ini membahas seputar isu pemberdayaan perempuan dan
kesetaraan gender di tempat kerja. Dalam diskusi panel kedua pada Rabu sore, narasumber
yang muncul membahas wacana cara nyata mewujudkan kebijakan kantor yang menyokong
perempuan. Tiga narasumber yang dihadirkan sore tadi ialah Maya Juwita (Executive Director
IBCWE), Batara Sianturi (CEO Citi Indonesia), dan Suzy Hutomo (Executive Chairperson and
Owner of The Body Shop Indonesia).
MENAKER DORONG GERAKAN NASIONAL NONDISKRIMINASI
JAKARTA- Ajang untuk mendukung perempuan pekerja dan mendorong terciptanya kesetaraan
gender di tempat kerja, Women Lead Forum 2021, tengah dihelat dari Rabu (7/4) hingga Kamis
(8/4). Kegiatan ini diprakarsai Magdalene(dot)co, majalah daring yang berfokus pada isu
perempuan bekerja sama dengan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment
(IBCWE).
Didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif dari Pemerintah Australia, acara yang
diadakan secara daring ini mengundang berbagai narasumber kompeten dari pihak pemerintah,
sektor swasta, serta organisasi internasional.
Women Lead Forum 2021 menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan di tempat
kerja serta tantangan dalam mencapai posisi kepemimpinan.
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah dalam pernyataannya sebagai
pembicara kunci memaparkan bermacam kondisi ketimpangan gender yang masih ditemukan di
kalangan pekerja Indonesia. Itu mulai dari ketimpangan tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK), kesenjangan upah, hingga perlakuan diskriminatif berbasis gender.
Ida juga menyoroti pandemi Covid-19 membawa tambahan beban tersendiri bagi pekerja
perempuan. "Bagi perempuan, adanya pandemi memberikan beban tambahan, mulai dari
hilangnya pekerjaan atau pendapatan, meningkatnya beban pengurusan rumah tangga akibat
work from home, school from home, sehingga kekerasan dalam rumah tangga oleh pasangan
meningkat seperti yang ditemukan dalam studi tingkat global," ujarnya.
Dalam hal kepemimpinan perempuan, Ida menyatakan, ini masih menjadi masalah yang perlu
diselesaikan bersama. Ia mencontohkan, dari 4,1 juta Aparatur Sipil Negara (ASN), 52 persennya
adalah perempuan, namun perempuan yang menduduki jabatan struktural relatif sedikit. Di
jabatan tinggi madya, hanya ada 96 orang perempuan, jauh lebih sedikit dari laki-laki yang
berjumlah 483 orang.
"Hambatan (yang dihadapi pekerja perempuan) ini disebabkan oleh beban ganda, seksisme, dan
stereotip dalam masyarakat, diskriminasi berbasis gender, hingga pelecehan seksual. Hambatan
ini tidak hanya berdampak pada mereka secara individu dan keluarganya, tetapi juga pada
potensi ekonomi negara dan Indeks Kesetaraan Gender Indonesia dalam peringkat dunia," ujar
Ida.
Menyikapi berbagai hambatan yang dihadapi pekerja perempuan ini, Ida mengatakan bahwa
Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk terus melakukan gerakan nasional non-
diskriminasi di tempat kerja. Dengan komitmen ini, diharapkan akan dapat menghentikan
praktik-praktik ketidaksetaraan dan diskriminasi di tempat kerja.
155