Page 61 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 61

bagi PMI" ungkap Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, sekaligus ketua delegasi
              pada pertemuan Joint Task Force Indonesia-Taiwan secara virtual, di Jakarta, Kamis (8/4).
              Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan dan memberlakukan Undang-
              Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

              Sejak itu, jelas Anwar, terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam tata kelola penempatan
              dan pelindungan PMI yang telah diatur dalam undang-undang tersebut, yang bertujuan untuk
              lebih memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja migran sehingga mereka dapat bekerja secara
              layak dan terlindungi dengan baik.

              Salah satu poin yang diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 yaitu ketentuan Pasal 30 yang
              mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan. Pengaturan biaya
              penempatan selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
              Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan PMI .

              Tujuan utama dari pengaturan pembebasan biaya penempatan ini adalah untuk menghilangkan
              adanya praktik overcharge yang selama ini terjadi dan sangat merugikan PMI.

              "Pada pertemuan ini, kami bermaksud untuk memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan atas
              penjelasan yang pernah kami sampaikan melalui BP2MI mengenai kebijakan pembebasan biaya
              penempatan,  serta  sekaligus  mendiskusikan  beberapa  isu  lain  yang  menjadi  concern  kedua
              pihak," papar Anwar.

              Sementara  itu,  Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  dalam  kesempatan  ini  memaparkan  terkait
              beberapa komponen pembiayaan yang nantinya dapat dibebankan bagi CPMI, pihak pemberi
              kerja, maupun Pemerintah.

              Komponen pembiayaan yang dimaksud diantaranya yakni; pelatihan, Pemeriksaan kesehatan,
              tes  psikologi,  paspor  dan  Visa,  SKCK,  akomodasi  tiket,  legalisasi  PK,  Jasa  P3MI  dan  jasa
              penempatan agency di Taiwan, serta jaminan sosial.

              "Dalam perkembangan skema pembiayaan ini, kami terus berkoordinasi dan menyosialisasikan
              baik  kepada  Kementerian/Lembaga,  para  CPMI,  Pemerintah  Daerah,  serta  asosiasi  jasa
              perusahaan penyalur CPMI," tuturnya.

              Lebih  lanjut  Ketua  Delegasi  Taiwan,  sekaligus  Deputy  Minister,  Ministry  of  Labour  Taiwan,
              Mr.Wang An-Pan, menyebut pihaknya mengerti sekali terkait biaya penempatan tentu akan ada
              perubahan mekanisme yang akan berlanjut baik bagi para pengguna jasa PMI, ataupun bagi
              CPMI itu sendiri.

              "Dengan itu kami bersedia untuk melakukan negoisasi maupun musyarwarah lebih lanjut untuk
              membicarakan perubahan mekanisme ini. Kedua belah pihak perlu menyepakati terlebih dahulu
              atas kebijakan pembebasan biaya ini, sebelum diberlakukan", lanjutnya.

              Sebagai penutup, Anwar mengutarakan terkait ketetapan teknis biaya penempatan yang dibahas
              saat ini, masih membutuhkan waktu dan perlu pendalaman yang detail.

              Hal ini diperlukan juga koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga dan juga asosiasi jasa P3MI,
              untuk dapat menyepakati ini kedepan, guna tetap melindungi hak-hak dan juga keberlangsungan
              bagi Pekerja Migran Indonesia.







                                                           60
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66