Page 79 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 79

Ringkasan

              Pemerintah  Republik  Indonesia  melalui  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Badan  Pelindungan
              Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI),  Kementerian  Perdagangan,  serta  Kementerian  Kesehatan
              mengadakan  pertemuan  bilateral  secara  virtual  dengan  pihak  Taiwan  yaitu  Ministry  of  the
              Interior (MoI) dan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei di Indonesia (TETO), Kamis (8/4/2021).



              COVID-19 BELUM HILANG, TAIWAN BELUM TERIMA PMI
              Jakarta,  Pemerintah  Republik  Indonesia  melalui  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kementerian Perdagangan, serta Kementerian
              Kesehatan mengadakan pertemuan bilateral secara virtual dengan pihak Taiwan yaitu Ministry
              of  the  Interior  (MoI)  dan  Kantor  Dagang  dan  Ekonomi  Taipei  di  Indonesia  (TETO),  Kamis
              (8/4/2021).

              Kepala BP2MI Benny Rhamdani dan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar
              Sanusi, hadir dalam pertemuan ini.

              Benny menyatakan, dalam pertemuan tersebut membahas penundaan sementara penempatan
              PMI ke Taiwan dan implementasi Peraturan BP2MI Nomor 09 Tahun 2020 tentang Pembebasan
              Biaya Penempatan.

              Menurut  Benny,  pihak  Taiwan  secara  tegas  menyatakan  bahwa  penundaan  sementara
              penempatan PMI ke Taiwan adalah karena alasan Covid-19 di Indonesia, bukan karena alasan
              yang lain.

              Ada sekitar 6.000 CPMI yang saat ini tertunda keberangkatannya. "Sudah saya sampaikan pula
              dalam pertemuan tadi bahwa Pemerintah Indonesia sangat serius dalam hal penanganan Covid-
              19 di Indonesia, salah satunya dengan menjadi salah satu negara terdepan dalam pemberian
              vaksin Covid-19 bagi penduduknya," jelas Benny.

              Ia mengatakan, poin penting yang lain adalah terkait adanya salah satu penerbitan visa yaitu
              Surat Pernyataan Biaya Penempatan Calon PMI ke Taiwan untuk pekerja perawat bayi/perawat
              Jompo/penata  laksana  rumah  tangga,  pihak  Taiwan  menyatakan  bahwa  dokumen  tersebut
              bukan merupakan dokumen resmi atau telah terjadi penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak
              bertanggung jawab.
              "Inilah  yang  menyebabkan  adanya  praktik  overcharging  sekitar  Rp  33  juta  yang  sangat
              memberatkan PMI. Surat ini sudah berlaku lama dan digunakan di lapangan. Tertulis di sini ada
              agency fee senilai Rp 24-30 juta yang dibebankan kepada PMI dengan pemotongan gaji selama
              3 tahun. Surat ini ditandatangani oleh 6 pihak, yakni perusahaan (PT), CPMI bersangkutan, pihak
              perbankan (BNI), UPT BP2MI, agency dari Taiwan, dan user atau pengguna. Saya tidak akan
              segan-segan  menyeret  pelaku  yang  terlibat  dalam  penyalahgunaan  dokumen  ini,  saya  akan
              secara resmi meminta Bareskrim untuk melakukan investigasi, siapa saja yang terlibat dalam hal
              ini," tegas Benny.

              Menurut Benny, pihak Taiwan menyatakan tidak ada agency fee, namun itu merupakan jasa
              perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada PMI yang sifatnya fleksibel. "Mengenai ini,
              BP2MI akan serius dan membahas lebih lanjut dengan pihak Taiwan," kata dia.

              Mengenai  pembebasan  biaya  penempatan,  Benny  menyampaikan  bahwa  peraturan  tersebut
              merupakan bentuk tanggung jawab BP2MI terhadap UU 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja
              Migran Indonesia, khususnya pada Pasal 30 terkait pembebasan biaya penempatan bagi Calon
              Pekerja Migran Indonesia.

                                                           78
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84