Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 82

Ringkasan

              Pemerintah  Republik  Indonesia  melalui  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Badan  Pelindungan
              Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI),  Kementerian  Perdagangan,  serta  Kementerian  Kesehatan
              mengadakan  pertemuan  bilateral  secara  virtual  dengan  pihak  Taiwan  yaitu  Ministry  of  the
              Interior (MoI) dan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei di Indonesia (TETO), Kamis (8/4/2021).



              TAIWAN TEGASKAN PENUNDAAN PENEMPATAN PEKERJA MIGRAN ASAL
              INDONESIA KARENA COVID-19

              Pemerintah  Republik  Indonesia  melalui  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Badan  Pelindungan
              Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI),  Kementerian  Perdagangan,  serta  Kementerian  Kesehatan
              mengadakan  pertemuan  bilateral  secara  virtual  dengan  pihak  Taiwan  yaitu  Ministry  of  the
              Interior (MoI) dan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei di Indonesia (TETO), Kamis (8/4/2021).

              Kepala BP2MI Benny Rhamdani dan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar
              Sanusi,  hadir  dalam  pertemuan  ini.  Benny  menyatakan  bahwa  dalam  pertemuan  tersebut
              membahas penundaan sementara penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Taiwan dan
              implementasi Peraturan BP2MI No. 09 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan.

              "Pihak  Taiwan  secara  tegas  menyatakan  bahwa  penundaan  sementara  penempatan  PMI  ke
              Taiwan adalah karena alasan Covid-19 di Indonesia, bukan karena alasan yang lain. Ada sekitar
              6.000 CPMI yang saat ini tertunda keberangkatannya.

              Sudah saya sampaikan pula dalam pertemuan tadi bahwa Pemerintah Indonesia sangat serius
              dalam hal penanganan Covid-19 di Indonesia, salah satunya dengan menjadi salah satu negara
              terdepan dalam pemberian vaksin Covid-19 bagi penduduknya," jelas Benny dalam Konferensi
              Pers yang berlangsung di Media Center BP2MI, Jakarta.

              Poin penting yang lain adalah terkait adanya salah satu penerbitan visa yaitu Surat Pernyataan
              Biaya  Penempatan  Calon  PMI  ke  Taiwan  untuk  Pekerja  Perawat  Bayi/Perawat  Jompo/Penata
              Laksana Rumah Tangga, pihak Taiwan menyatakan bahwa dokumen tersebut bukan merupakan
              dokumen  resmi  atau  telah  terjadi  penyalahgunaan  oleh  pihak-pihak  yang  tidak
              bertanggungjawab.

              "Inilah yang menyebabkan adanya praktik sekitar Rp 33 juta yang sangat memberatkan PMI.
              Surat ini sudah berlaku lama dan digunakan di lapangan. Tertulis di sini ada senilai Rp 24-30 juta
              yang dibebankan kepada PMI dengan pemotongan gaji selama 3 tahun.

              Surat  ini  ditandatangani  oleh  6  pihak,  yakni  perusahaan  (PT),  CPMI  bersangkutan,  pihak
              perbankan (BNI), UPT BP2MI, agency dari Taiwan, dan atau pengguna. Saya tidak akan segan-
              segan  menyeret  pelaku yang  terlibat dalam  penyalahgunaan  dokumen  ini,  saya  akan  secara
              resmi meminta Bareskrim untuk melakukan investigasi, siapa saja yang terlibat dalam hal ini,"
              tegas Benny.

              Pihak Taiwan menyatakan tidak ada, namun itu merupakan jasa perusahaan untuk memberikan
              pelayanan kepada PMI yang sifatnya fleksibel. Mengenai ini, BP2MI akan serius dan membahas
              lebih lanjut dengan pihak Taiwan.

              Mengenai  pembebasan  biaya  penempatan,  Benny  menyampaikan  bahwa  peraturan  tersebut
              merupakan bentuk tanggung jawab BP2MI terhadap UU 18/2017 tentang Perlindungan Pekerja
              Migran Indonesia, khususnya pada Pasal 30 terkait pembebasan biaya penempatan bagi Calon
              Pekerja Migran Indonesia.


                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87