Page 296 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 296
KUALITAS KEBUTUHAN HIDUP LAYAK TURUN, KSPI TOLAK PERMEN
KETENAGAKERJAAN
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI ) menolak pemberlakuan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 18 Tahun 2020 tentang Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang
diundangkan pada 9 Oktober 2020. Beleid itu ditengarai menurunkan kualitas komponen KHL.
"Permenaker yang baru memang menambah jumlah komponen KHL dari 60 jenis menjadi 64
jenis, tetapi secara kualitas ada beberapa jenis KHL yang mengalami penurunan," ujar Presiden
KSPI Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Oktober 2020.
KSPI merangkum penurunan kualitas KHL terjadi pada tujuh komponen. Pertama, gula pasir
yang sebelumnya ditetapkan sebesar 3 kilogram menjadi hanya 1,2 kilogram. Bila rata-rata harga
gula Rp 12 ribu per kilogram, dengan aturan yang baru, nilai KHL turun dari Rp 36 ribu menjadi
Rp 12 ribu.
Kedua, minyak goreng curah yang sebelumnya ditetapkan sebesar 2 kilogram turun menjadi 1,2
kilogram. Bila harga rata-rata minyak goreng Rp 10.200 per liter, dengan beleid anyar, nilai
komponen ini turun dari Rp 20.500 menjadi Rp 12.300.
Ketiga, buah-buahan setara pisang atau pepaya. Komponen ini turun dari 7,5 kilogram menjadi
4,5 kilogram. Said menyebut nilai Kebutuhan Hidup Layak turun dari semula Rp 68 ribu menjadi
Rp 26 ribu. Perhitungan ini mengacu pada harga rata-rata buah di pasaran Rp 9.000 per
kilogram.
Keempat, komponen celana panjang, rok, atau pakaian muslim. Said menyatakan komponen ini
turun dari semula 6/12 menjadi 4,5/12.
"Jika tadinya nilai KHL ini adalah Rp 67 ribu, dengan Permenaker yang baru, nilainya turun
menjadi Rp 50.500. Dengan kata lain, komponen celana panjang, rok, pakaian muslim turun
sebesar Rp 16.500," ucapnya.
Kelima, komponen ikat pinggang. Komponen ini melorot dari 1/12 menjadi 1/24. Said
memandang aturan tersebut bakal menurunkan nilai item KHL, dari pembelian ikat pinggang
yang semula satu tahun sekali menjadi dua tahun sekali. Keenam, kemeja lengan pendek atau
blus. Komponen ini mengalami perubahan dari semula dari 6/12 menjadi 4,5/12. Kemudian
ketujuh, kaus oblong atau buste hounder (BH) dari 6/12 menjadi 4,5/12.
Perubahan lainnya terjadi untuk komponen mukena yang sebelumnya 1/12 diubah menjadi
Alquran atau kitab suci lainnya dengan kualitas atau kriteria 1/24. Di samping itu, terdapat juga
perubahan komponen tabloid sebanyak empat eksemplar atau radio menjadi televisi dengan
kriteria 1/60. Meski relevan dengan perkembangan zaman, Said menilai semestinya komponen
tersebut ditingkatkan kualitasnya.
Said melanjutkan pembaruan aturan ini tak mengubah nasib buruh. "Meski item bertambah,
buruh tetap miskin," katanya.
Dari perhitungan adanya kualitas komponen yang turun, Said meminta Kementerian
Ketenagakerjaan mencabut dan memperbaiki PM Nomor 18 Tahun 2020. Selain menjaga kualitas
KHL, KSPI meminta dalam aturan tersebut, Kementerian meningkatkan item yang diatur dari
semula 64 menjadi 84.
"Penambahan 84 item KHL ini sesuai dengan hasil survei kebutuhan hidup layak yang dilakukan
KSPI bersama Asian Wages Council sejak lima tahun yang lalu," kata Said. FRANCISCA CHRISTY
ROSANA .
295