Page 62 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 62

Namun,  dia  menilai  upah  minimum  pada  2021  tetap  berpeluang  naik  jika  pemerintah  tetap
              mengacu pada PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Jadi, dasar penghitungan bakal
              mengacu  pada  pertumbuhan  ekonomi  pada  kuartal  III-IV  2019  dan  kuartal  I-II  2020  serta
              tingkat inflasi September 2019---September 2020.

              Sementara itu, pengamat ketenagakerjaan sekaligus Guru Besar Hukum Perburuhan Universitas
              Indonesia (UI) Aloysius Uwiyono menilai perubahan kuantitas sejumlah item dalam komponen
              kebutuhan  hidup  layak  (KHL)  seharusnya  tak  terlalu  menjadi  masalah.  Perubahan  tersebut
              dimungkinkan selama upah minimum ditetapkan agar pekerja tetap memiliki pemasukan di atas
              batas terendah biaya hidup layak, sebagaimana ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS).

              Direktur  Pengupahan  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  Dinar  Titus  Jogaswitani
              menjelaskan perubahan kuantitas pada sejumlah item dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan
              pekerja.  "Penghitungannya  sudah  mengacu pada  kalkulasi  yang dilakukan  ahli gizi," katanya
              kepada  Bisnis.Sebagaimana  diatur  dalam  PP  No.  78  Tahun  2015  tentang  Pengupahan,  KHL
              menjadi dasar dalam penentuan upah minimum dengan mempertimbangkan produktivitas dan
              pertumbuhan  ekonomi.  KHL  memang  ditinjau  setiap  5  tahun  oleh  Menteri  Ketenagakerjaan
              dengan mempertimbangkan hasil kajian Dewan Pengupahan Nasional.



              DAYA BELI PEKERJA DIPERSOALKAN

              Perubahan  komponen  kebutuhan  hidup  layak  yang  tertuang  dalam  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan  Nomor  18  Tahun  2020  bakal  memengaruhi  daya  beli  pekerja  jika  hasil
              akumulasi  yang  dibarengi  dengan  pengurangan  kuantitas  sejumlah  item  lebih  rendah
              dibandingkan dengan komponen dalam Permenaker sebelumnya.

              "Seandainya dari hasil akumulasi seluruh item menunjukkan penurunan, dampaknya ke daya
              beli,"  kata  Sekretaris  Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar
              kepada Bisnis, Selasa (20/10).

              Namun,  dia  menilai  upah  minimum  pada  2021  tetap  berpeluang  naik  jika  pemerintah  tetap
              mengacu pada PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

              Jadi, dasar penghitungan bakal mengacu pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-IV 2019
              dan kuartal I-II 2020 serta tingkat inflasi September 2019-September 2020.

              "Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode ini masih positif. Selain itu, deflasi juga baru
              terjadi empat bulan terakhir."

              Pemerintah dinilai tetap bisa menaikkan upah minimum dengan besaran yang wajar sebagai
              jalan tengah yang tak memberatkan pengusaha, tetapi bisa diterima juga oleh pekerja, sehingga
              daya belinya tak tergerus.

              Sementara itu, pengamat ketenagakerjaan sekaligus Guru Besar Hukum Perburuhan Universitas
              Indonesia (UI) Aloysius Uwiyono menilai perubahan kuantitas sejumlah item dalam komponen
              kebutuhan  hidup  layak  (KHL)  seharusnya  tak  terlalu  menjadi  masalah.  Perubahan  tersebut
              dimungkinkan selama upah minimum ditetapkan agar pekerja tetap memiliki pemasukan di atas
              batas terendah biaya hidup layak, sebagaimana ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS).

              Selain itu, PP Nomor 78 Tahun 2015 pun menegaskan bahwa upah minimum hanya diberikan
              kepada pekerja dengan masa kerja di bawah 1 tahun. Selama pekerja telah melampaui batas
              waktu tersebut, pemberi kerja wajib menaikkan upah.




                                                           61
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67