Page 1064 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 1064

Kementerian  Luar  Negeri  Republik  Indonesia  masih  mendalami  laporan  yang  menyebutkan
              empat anak buah kapal (ABK) asal Indonesia disiksa dan diperlakukan dengan tidak layak saat
              bekerja di kapal penangkap ikan berbendera China.

              "Kemlu telah menerima informasi berupa video mengenai 4 ABK WNI yang bekerja di kapal ikan
              RRT (nama lain China, red) Liao Yuan Yu 103. Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam kerja
              yang  berlebihan,  makanan  tidak  memadai  dan  mengalami  kekerasan,"  kata  Direktur
              Perlindungan  Warga  Negara  Indonesia  dan  Badan  Hukum  Indonesia  (PWNI-BHI)  Kemlu  RI,
              Judha Nugraha lewat pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu (26/8).

              Ia menjelaskan Direktorat PWNI-BHI Kemlu RI telah menghubungi berbagai pihak, antara lain
              perusahaan  penyalur  tenaga  kerja,  berbagai  kementerian,  dan  Kedutaan  Besar  Republik
              Indonesia (KBRI) Beijing untuk mengonfirmasi laporan sehingga Pemerintah Indonesia dapat
              menempuh langkah lebih lanjut untuk menyelamatkan empat ABK tersebut.

              "Langkah-langkah  penanganan  (kami  telah,  red)  menghubungi  nomor  PT  RCA  sebagaimana
              tercantum dalam video pengaduan tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan," kata
              Judha.

              PT RCA merujuk pada PT Raja Crew Atlantik yang disebut oleh para ABK sebagai penyalur tenaga
              kerja mereka ke kapal berbendera China, Liao Yuan Yu 103. Kementerian Luar Negeri juga telah
              berkoordinasi  dengan  Kementerian  Perhubungan  dan  Kementerian  Ketenagakerjaan  yang
              mengeluarkan  izin  penempatan  ABK  ke  luar  negeri.  "Didapat  informasi  bahwa  PT  RCA  tidak
              terdaftar baik di Kemenaker maupun Kemenhub," terang Judha.

              Dalam unggahan di media sosial Insta-gram @indonesia.militer pada Selasa malam (25/8), tiga
              orang pria lewat dua video yang berbeda melaporkan bahwa mereka diperlakukan dengan tidak
              manusiawi saat bekerja di atas kapal China.

              "Segera kami dipulangkan dari kapal ini. Kami disiksa, dipukul, ditendang," kata salah satu pria,
              diduga ABK Indonesia yang bekerja di Kapal Liao Yuan Yu 103. "Dada kami dipukul pak, -perut
              kami ditendangi pak, [...] jam tidur hanya 4-5 jam, jam kerja 20 jam lebih, kami kurang tidur,
              makan gak tenang," kata seorang pria lainnya, (gin/ant)


              ANTARA
              Ketua KPU Arief Budiman





























                                                          1063
   1059   1060   1061   1062   1063   1064   1065   1066   1067   1068   1069