Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 123

guru honorer berpenghasilan di bawah Rp5 juta, masyarakat miskin peserta Program Keluarga
              Harapan (PKH) pun mendapatkan giliran. Khusus untuk mereka, pemerintah menyiapkan bansos
              nontunai berupa beras. Bansos beras dijadwalkan segera dibagikan kepada  10 juta keluarga
              penerima manfaat (KPM) dalam waktu dekat.

              Harapannya,  dengan  bansos  yang  juga  salah  satu  program  jaring  pengaman  sosial  (JPS)  di
              Kementerian Sosial itu, sebagian kebutuhan pokok masyarakat terdampak wabah covid-19 dapat
              terpenuhi.  Menteri  Sosial  Juliari  P  Batubara  mengungkapkan  distribusi  bansos  beras  bakal
              berlangsung 3 bulan, mulai Agustus hingga Oktober 2020.


              "Setiap KPM memperoleh bantuan 15 kg beras kualitas medium per bulan," kata Mensos Juliari
              di Jakarta, kemarin.

              Bansos beras diproyeksikan bagi KPM peserta PKH dengan total penerima program sebanyak 10
              juta KPM. Untuk mendukung pemberian bantuan itu, anggaran Rp5.41 triliun pun disiapkan.
              Keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan
              sangat terdampak pandemi covid-19 ditetapkan sebagai penerima bansos beras itu.


              Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, menilai bantuan apa pun di tengah situasi sulit
              akibat pandemi niscaya dibutuhkan masyarakat. Namun, ia berpendapat bantuan uang tunai
              jauh lebih dibutuhkan masyarakat saat ini karena dapat mendorong perputaran ekonomi.


              "Bantuan  uang  tunai  akan  berdampak  jauh  lebih  besar  ketimbang  beras  karena  daya  beli
              masyarakat akan terdorong dan sisi permintaan akan terdongkrak," kata Piter, kemarin.


              Karena bantuan beras telanjur diprogramkan, Piter mendesak agar kualitas beras bantuan yang
              disalurkan benar-benar baik, layak, dan sesuai dengan yang dijanjikan.

              Subsidi upah

              Pada bagian lain. Presiden  Joko  Widodo, kemarin,  resmi  meluncurkan  program  subsidi  upah
              untuk pekerja di Istana Negara, Jakarta. Dengan program bantuan itu, Presiden berharap daya
              beli masyarakat, terutama golongan menengah, tetap terjaga sehingga perekonomian nasional
              dapat terdorong.

              Menurut  Presiden,  akibat  pandemi  covid-19,  bukan  hanya  masyarakat  kelas  bawah  yang
              kesusahan, orang-orang di kelas menengah dan atas pun mengalami hal yang sama.

              "Perusahaan  kecil  terganggu,  perusahaan  menengah  terganggu,  perusahaan  besar  juga
              terganggu. Semua mengalami masalah kesehatan dan masalah ekonomi," cetus Presiden.

              Karena alasan itulah, pemerintah memutuskan untuk memberi stimulus kepada pekerja berupah
              di  bawah  Rp5  juta  per  bulan  dan  terdaftar  sebagai  peserta  BPJS  Ketenagakerjaan.  Bantuan
              subsidi upah Rp2,4 juta secara total akan diberikan kepada 15,7 juta pekerja, bertahap hingga
              akhir September.

              Dalam kesempatan yang sama. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan, hingga
              kemarin, pihaknya telah mengumpulkan data 13,8 juta pekerja atau 88% dari target 15,7 juta
              pekerja yang menjadi sasaran program bantuan subsidi upah.



                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128