Page 196 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 196

pekerja  Perkebunan  Nusantara  dan  Perkayuan  dan  Kehutanan  Indonesia  yang  bergabung
              mewakili 39 Federasi terbesar organisasi serikat pekerja buruh bertemu dengan Ketua MPR RI
              Bambang Soesatyo, Rabu (26/8).

              Dalam kesempatan tersebut, mereka menyampaikan pada Ketua MPR RI agar hak-hak pekerja
              buruh tetap diperhatikan sesuai semangat UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
              Bukan hanya itu, pembahasan RUU Cipta Kerja diharapkan dibahas secara terbuka di Badan
              Legislasi DPR RI.

              "Setelah kemarin kami mendatangi pimpinan DPR RI, maka giliran sekarang kami temui Mas
              Bambang Ketua MPR RI. Kami tetap membangun dialog sosial dengan semangat kami membawa
              aspirasi kawan-kawan buruh agar menjadi perhatian saat pembahasannya di parlemen," kata
              anggota Tim Teknis Tripartit RUU Ciptaker Klaster Ketenagakerjaan mewakili unsur Buruh Arnod
              Sihite kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/8).

              Dijelaskan Wasekjend DPP KSPSI pimpinan Yorrys Raweyai tersebut bahwa aspirasi kepentingan
              buruh yang perlu menjadi perhatian dalam pembahasan RUU CIptaker misalnya isu seperti upah,
              Outsourcing, dan PHK Pesangon agar tetap dipertahankan.

              "Semangatnya harus sesuai dengan UU 13 Tahun 2003 atau lebih baik dari situ ," lanjutnya.

              Selain itu, dia juga meminta kepada DPR RI agar kualitas tenaga kerja Indonesia dapat terus
              ditingkatkan termasuk melalui kebijakan anggaran pelatihan sehingga angkatan kerja Indonesia
              dapat terserap dengan baik di pasar kerja.

              Menurut anggota LKS Tripartitnas tersebut, dengan keahlian yang dimiliki pekerja buruh akan
              memiliki daya saing sehingga dapat lebih produktif dan tentu saja berdampak bukan saja pada
              peningkatan kualitas diri dan kerja tetapi juga ikut memberi kontribusi pada upaya penyehatan
              dunia usaha.

              Sampai saat ini terdapat 70 persen pekerja buruh Indonesia dengan tingkat pendidikan SD dan
              SMP yang bekerja di sektor padat karya dan pekerja sektor informal.

              "Sehingga  peningkatan  kualitas  ini  menjadi  catatan  kami  yang  harus  diberi  perhatian  dalam
              pembahasan RUU Ciptaker ini," katanya.

              Ia  dan  segenap  aktivis  buruh  juga  berharap  agar  Indonesia  bisa  segera  keluar  dari  krisis
              kesehatan terkait pendemi Covid-19 dan krisis ekonomi karena terjadi pelambatan di berbagai
              sektor.

              "Semoga saja hadirnya RUU Ciptaker yang kita harapkan berpihak kepada pekerja buruh dan
              kepentingan nasional umumnya ini nantinya mampu mempercepat bangsa ini keluar dari krisis-
              krisis yang kita hadapi saat ini. Kita ingin agar dunia usaha bisa bergerak lebih baik lagi dan itu
              tentu salah satu faktor pentingnya adalah hadirnya RUU Ciptaker yang bukan saja mengakomodir
              kepentingan buruh tetapi juga memberi kenyamanan dan kepastian pada para pelaku usaha,"
              pungkasnya. (OL-7).















                                                           195
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201