Page 194 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 194

"Sejak  dulu,  kita  memang  mengharapkan  adanya  reformasi  birokrasi,  reformasi  perundang-
              undangan, dan upaya deregulasi. Adanya RUU Cipta Kerja ini membuat kita berharap ribuan
              regulasi terkait investasi ini bisa dihilangkan," kata Edyanus dalam webinar bertajuk "RUU Cipta
              Kerja, Solusi Pulihkan Ekonomi Indonesia dari Ancaman Resesi", Kamis (27/8/2020).

              Edyanus juga melihat perdebatan mengenai RUU Cipta Kerja harus dikembalikan pada tujuan
              besar diciptakannya dasar hukum ini. Upaya menarik investasi dan mendorong perekonomian
              yang berkualitas adalah dua hal besar yang jadi cita-cita RUU ini.

              "Jangan  diisi  dengan  kesan-kesan  politisasi  pihak  tertentu  atau  pada  tujuan  politik  tertentu.
              Fokus  pada  tujuan  utama  dari  RUU  ini  yang  memang  untuk  mendorong  perekonomian  dan
              pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkualitas," kata Edyanus.

              Terkait klaster ketenagakerjaan yang menjadi pro-kontra, dia melihat bahwa sudah ada upaya
              dari pemerintah dan DPR untuk memfasilitasi kebutuhan serikat pekerja dalam pembahasan RUU
              Cipta Kerja.
              Menurut  Edyanus,  proteksi  tenaga  kerja  penting  untuk  mendapat  perhatian  karena
              bagaimanapun, peningkatan investasi harus sejalan dengan kesejahteraan para pekerja.

              "Saya melihat pemerintah dan DPR membuka pembahasan dengan pihak terkait soal proteksi
              tenaga kerja. Tapi, proteksi ini juga jangan sampai menyebabkan interest dari para investor juga
              berkurang," kata Edyanus menambahkan.

              Hati-hati dan Transparan

              Sebelumnya,  Ketua  DPR  RI Puan  Maharani  menyatakan, pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  akan
              dilakukan DPR RI dengan hati-hati dan transparan.

              "Pembahasan RUU Cipta Kerja dilakukan secara cermat, hati-hati, transparan, terbuka, dan yang
              terpenting adalah mengutamakan kesinambungan kepentingan nasional, baik di masa sekarang
              maupun  di  masa  yang  akan  datang,"  ujar  Puan  dalam  pidatonya  pada  rapat  paripurna
              pembukaan  masa  sidang  I  2020-2021  di  Gedung  Paripurna,  Kompleks  Parlemen,  Jumat
              (14/8/2020).

              Kelanjutan pembahasan RUU, termasuk RUU Ciptaker, menurut Puan lantaran DPR harus bisa
              bekerja menjalankan fungsi legislasi kendati dihadapkan pada kendala berupa pandemi Covid-
              19.
              "Dengan  mempertimbangkan  upaya  pencegahan  penyebaran  Covid-19  dan  kebutuhan  untuk
              melaksanakan  tugas  legislasi  secara  maksimal,  DPR  RI  mengesahkan  metode  rapat  virtual
              melalui Peraturan DPR RI No. 2 Tahun 2020 tentang Pembentukan Undang-Undang," tutur Puan
              Maharani.



















                                                           193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199