Page 347 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 347

Ringkasan

              Bantuan  Subsidi  Upah  Pekerja  Dicairkan  Bertahap  Komisi  IX  DPR  RI  meminta  Kementerian
              Ketenagakerjaan  mencari  solusi  untuk  memberikan  bantuan  bagi  pekerja  informal
              terdampakCovid-19. Mereka belum terjangkau berbagai program jaring pengaman sosial yang
              sudah dijalankan pemerintah.



              GURU HONORER HARUS MENDAPATKAN SUBSIDI GAJI
              Bantuan  Subsidi  Upah  Pekerja  Dicairkan  Bertahap.  Komisi  IX  DPR  RI  meminta  Kementerian
              Ketenagakerjaan  mencari  solusi  untuk  memberikan  bantuan  bagi  pekerja  informal
              terdampakCovid-19. Mereka belum terjangkau berbagai program jaring pengaman sosial yang
              sudah dijalankan pemerintah.
              Kesimpulan itu didapatkan untuk merespons masih banyaknya pekerja yang belum terjamah
              oleh jaring pengaman sosial.

              "Komisi IX DPR RI mendesak Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mencari solusi bantuan
              subsidi yang sesuai bagi pekerja informal yang belum mendapatkan bantuan sosial lainnya," kata
              Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar dalam rapat kerja dengan Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziyah di Jakarta, Rabu (26/8/2020).

              "Kekhawatiran Komisi IX itu muncul karena salah satu syarat calon penerima subsidi upah Rp
              2,4 juta adalah terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan per Juni 2020," imbuhnya.

              Anggota Komisi IX Ketut Karya Kariyasa Adnyana dari Fraksi PDI Perjuangan menambahkan,
              perlu ada solusi bagi mereka yang tidak terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan.

              "Ini  yang  akan  menjadi  problem,  memunculkan  kesan  teman-teman  kita  yang  terdampak
              diabaikan. Negara harus hadir dalam posisi ini," jelasnya.
              Anggota  DPR  RI  Ledia  Hanifa  Amaliah  menambahkan,  ada  hal  yang  seringkali  luput  ketika
              membahas belanja bantuan sosial, yaitu guru honorer. Karena selama ini ketika berbicara terkait
              belanja bantuan sosial, data yang diambil selalu berasal dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
              (DTKS), sehingga nasib guru honorer seringkali terabaikan.
              "Dengan kondisi Covid sekarang ini, ada problem yang cukup besar. Yaitu ada segmen yang
              tidak dihitung sama sekali. Artinya tidak masuk pada kartu pra kerja, tidak masuk juga pada
              program  belanja  sosial  lainnya,  tidak  masuk  dalam  Program  Keluarga  Harapan  (PKH),  yaitu
              adalah guru-guru honorer," terang Ledia.

              Politisi Fraksi PKS ini membandingkan nasib guru honorer dengan pegawai swasta. Di mana,
              pemerintah  baru-baru  ini  menyatakan  akan  memberikan  bantuan  sebesar  Rp  600.000  bagi
              pegawai swasta yang berpenghasilan dibawah Rp 5 juta. Bantuan seperti ini tidak dirasakan oleh
              para guru honorer yang berperan aktif mencerdaskan anak bangsa.

              Ke depan, anggota Komisi X DPR RI ini meminta agar dalam pembahasan APBN 2021, baik
              pemerintah maupun DPR tidak melupakan kesejahteraan guru honorer. Jumlah mereka sangat
              banyak dan tersebar di penjuru negeri, baik itu di instansi pemerintah maupun di instansi swasta.
              "Dalam pembahasan APBN 2021, saya pikir ini salah satu yang sangat penting, jika kita belum
              bisa menyelesaikan status mereka, tetapi jangan sampai kesejahteraan mereka kita lupakan,"
              timpalnya.



                                                           346
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352