Page 348 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 348

Menanggapi hal yang mencuat, Menaker Ida Fauziyah mengaku telah menerima pesan yang
              ingin disampaikan oleh Komisi IX DPR RI dan berterima kasih untuk saran dan tanggapan atas
              program  subsidi  bantuan  upah.  "Kami  menerima  message-nya  bahwa  harus  dicarikan  jalan
              keluar," kata Ida.

              Menaker  Ida  menegaskan  bahwa  bantuan  subsidi  upah  itu  diambil  dari  alokasi  penanganan
              pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp
              695,2 triliun. Anggaran itu tidak hanya ditujukan untuk penanganan dalam bidang kesehatan
              dan ekonomi tapi juga jaring pengaman sosial.

              Jaring pengaman sosial yang sudah dijalankan pemerintah untuk menangani dampak Covid-19
              seperti  Program  Keluarga  Harapan  bantuan  sosial,  Bantuan  Langsung  'Tunai  Dana  Desa,
              Program Kartu Prakerja dan berbagai program lainnya.

              Menurut dia, pemerintah menargetkan para pekerja dengan pendapatan di bawah Rp 5 juta
              mengalami penurunan pendapatan atau bahkan tidak mendapatkan gaji meski masih berstatus
              karyawan. "Mereka adalah kelompok masyarakat yang selama ini tidak berhak mendapatkan
              bansos dari pemerintah," kata Ida.

              Sebelumnya pemerintah berencana memberikan bantuan subsidi upah kepada 15,7 juta pekerja
              yang memiliki pendapatan di bawah Rp 5 juta. Mereka akan mendapatkan Rp 600.000 per bulan
              selama empat bulan atau total Rp 2,4 juta yang akan dikirimkan langsung ke rekening penerima.

              Sejauh ini, BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) telah mengumpulkan data rekening 13,8 juta
              calon penerima bantuan dan Rp 2,5 juta data yang lolos proses validasi sudah diserahkan kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan.

              Direktur Utama BPJamsostek Agus Susanto mengatakan penyerahan dilakukan secara bertahap
              sesuai dengan kesepakatan dengan Kementerian Tenaga Kerja.

              la mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mempermudah proses rekonsiliasi, monitoring,
              dan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan program BSU.

              "Dari target calon penerima BSU sebanyak 15,7 juta orang, saat ini sudah terkumpul sebanyak
              13,7 juta nomor rekening," jelasnya.

              BPJamsostek sudah melakukan validasi berlapis hingga tiga tahap sehingga jumlah data yang
              tervalidasi mencapai 10 juta. Hingga saat ini masih terdapat sekitar dua juta pekerja yang nomor
              rekeningnya belum diterima oleh BPJamsostek.

              "Kami terus mengimbau kepada perusahaan untuk segera menyerahkan data terkini para pekerja
              yang mencakup nomor rekening aktif atas nama pekerja, paling lambat pada 30 Agustus 2020,"
              ungkapnya, (tim/fln/ful)





















                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353