Page 591 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 591

neutral - Ida Fauziyah (Menaker Menteri Ketenagakerjaan) Sebenarnya Bapak Ibu, mohon maaf
              jangan  dikira  bahwa  mereka  berkecukupan  dan  mampu  survive.  Mereka  juga  mengalami
              masalah  yang  sama  dengan  saudara-saudara  kita  pekerja    informal  yang  selama  ini  sudah
              dibantu oleh pemerintah



              Ringkasan

              Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengkritisi program bantuan Rp600 ribu
              berupa subsidi gaji atau upah bagi pekerja bergaji di bawah Rp5 juta yang menjadi peserta BPJS
              Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

              Ada  beberapa  catatan  yang  dia  sampaikan  terhadap  program  yang  dia  anggap  tidak  tepat
              sasaran. Pertama soal kriteria calon penerima yang harus peserta BPJS Ketenagakerjaan.


              ANGGOTA DPR KRITIK BANTUAN RP600 RIBU

              Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengkritisi program bantuan Rp600 ribu
              berupa subsidi gaji atau upah bagi pekerja bergaji di bawah Rp5 juta yang menjadi peserta BPJS
              Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).
              Ada  beberapa  catatan  yang  dia  sampaikan  terhadap  program  yang  dia  anggap  tidak  tepat
              sasaran. Pertama soal kriteria calon penerima yang harus peserta BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kok terbatas pada buruh (yang terdaftar) BPJS Ketenagakerjaan. Persoalannya adalah ini kan
              anggaran negara, rakyat tidak hanya yang tercatat di BPJS Ketenagakerjaan. Nanti kalau ada
              alasan  pemerintah  'mengapa  para  pekerja  itu  tidak  daftar  BPJS  Ketenagakerjaan'  jangan
              salahkan rakyat juga," kata dia dalam rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Rabu (26/8).

              Rapat tersebut dihadiri Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauzi-yah dan Direktur Utama
              BPJS Ketenaga kerjaan (BP Jamsostek) Agus Susanto.


              Lanjut Saleh, bisa saja ada alasan yang bukan merupakan kehendak si pekerja sehingga mereka
              tidak terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Jadi, mereka tak bisa disalahkan.

              Catatan kedua, program bantuan Rp600 ribu ditujukan hanya bagi pekerja formal. Sedangkan
              pekerja  informal tidak termasuk di dalamnya. Padahal menurut data yang dia peroleh dari Badan
              Pusat Statistik (BPS) ada 70,49 juta pekerja informal di Indonesia.

              "Bagaimana yang kerjanya sopir siang malam angkut penumpang antar kota antar provinsi yang
              sekarang terdampak karena orang nggak mau pindah dari satu kota ke kota lain. Bagaimana
              dengan petani, nelayan, buruh bangunan, tukang cukur, pedagang asongan, yang berteriak-
              teriak?" ujarnya dikutip detikFinance.

              Catatan berikutnya, dia mempertanyakan bagaimana nasib mereka yang sebelumnya menjadi
              anggota  BPJS  Ketenagakerjaan,  namun  karena  terkena  PHK  di  tengah  pandemi  Covid-19
              terpaksa keluar dari keanggotaan. Mereka tidak bisa menikmati bantuan Rp600 ribu.
              "Orang keluar pekerjaan itu karena Covid. Orang kan banyak yang di-PHK, bukan keinginan dia
              di-PHK kok, memang dia di-PHK. Lalu ini program ini kan hanya untuk mereka yang terdaftar.
              Bagi yang sudah di-PHK keluar atau dikeluarkan dari BP Jamsostek nggak dibantu ini," ujarnya.

              Padahal menurutnya mereka yang di-PHK yang saat ini sedang kesulitan dan membutuhkan
              bantuan  pemerintah.  "Mereka  yang  kita  kasih  Rp  600  ribu  mereka  yang  masih  kerja  ,  yang

                                                           590
   586   587   588   589   590   591   592   593   594   595   596