Page 893 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 893

Rencananya pencairan subsidi gaji itu dilakukan pada 25 Agustus lalu. Tetapi karena masih ada
              kendala teknis, pencairan ditunda. Dalam rapat bersama Komisi IX DPR kemarin (26/8), Menaker
              Ida  Fauziyah  memastikan  dana  tersebut  dikucurkan  secara  resmi  mulai  hari  ini  (27/8).  Dia
              mengatakan  tujuan  pencairan  itu  untuk  melindungi,  mempertahankan,  dan  meningkatkan
              ekomomi buruh di tengah pandemi Covid-19.

              Menteri yang juga politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu memaparkan detail sasaran
              program subsidi gaji itu sebanyak 15.725.232 pekerja. Anggaran yang disiapkan Rp37,87 triliun.
              Untuk sementara data penerima yang sudah diserahkan BPJamsostek ke Kemenaker baru2,5
              juta pekerja. Ida mengatakan penyerahan data ini bertahap sebatas persoalan administrasi saja.

              Dia  mengatakan  pada  awalan  ini,  Kemenaker  menargetkan  setiap  pekan  bisa  menyalurkan
              bantuan subsidi gaji kepada 2,5 juta pekerja. Sehingga diharapkan penyaluran uang untuk bulan
              pertama dan kedua selesai akhir September nanti. Di dalam rapat tersebut Ida sempat ditanya
              soal jumlah anggaran yang melebihi keperluannya.

              Anggota KomisiIXDPR dari PKS Netty Prasetyani mengatakan jika ditotal Rp 600 ribu untuk empat
              bulan dikali total penerima, maka angka yang disiapkan pemerintah lebih besar Rpl29,7 miliar.

              "Pemerintah harus menjelaskan dana takbertuan itu," kata Netty.

              Ida lantas menjelaskan anggaran Rp37,87 triliun itu memang lebih besar dibandingkan dengan
              alokasi anggaran subsidi gaji untuk 15,7 juta sasaran. Dia menjelaskan anggaran Rpl29,7 miliar
              itu adalah anggaran untuk biaya transfer kepada rekening yang bukan bank pemerintah atau
              BUMN. Ida menegaskan anggaran tersebut jika nanti tidak terpakai atau terpakai sebagian, akan
              dikembalikan ke kas negara.

              DirutBPJamsostekAgus Susan-to mengatakan salah satu syarat penerima uang bantuan subsidi
              upah adalah mempunyai rekening. Dia mengatakan dari 15,7 juta sasaran, sebanyak 13,8 juta
              di antaranya sudah memiliki nomor rekening bank.
              "Ternyata tersebar di 127 bank," katanya.

              Dia mengatakan di dalam sistem BPJamsostek tidak tercantum data rekening bank dari pekerja.
              Untuk  itu  BPJamsostek  bergerilya  kepada  pencari  kerja  untuk  kelengkapan  data  bank  dari
              pekerjanya. Setelah dipastikan memiliki rekening, BPJamsostek melakukan sejumlah verifikasi
              lainnya. Intinya mereka memastikan satu pekerja memiliki satu NIK dan satu rekening bank yang
              cocok namanya.

              "Tidakboleh meminjamreken-ing saudaranya," jelasnya.

              Di dalam rapat itu anggota DPR juga menanyakan kenapa pemerintah memberikan perhatian
              kepada pekerja formal yang gajinya di bawah Rp5 juta.
              "Padahal  banyak  pekerja  yang  di-PHK. Kemudian  juga  banyak  pekerja  informal  seperti  sopir
              angkutan umum," kata anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay.

              Menanggapi pertanyaan itu Ida menegaskan bahwa program bantuan subsidi upah itu adalah
              pelengkap atau penyempurna bantuan-bantuan pemerintah di tengah pandemi Covid-19. Dia
              mengatakan  pemerintah  mengalokasikan  anggaran  mencapai  Rp695,2  triliun  untuk  biaya
              penanganan Covid-19 beserta dampaknya.

              Dari dana tersebut, tersebar untuk sejumlah program. Di antaranya dialokasian untuk kesehatan
              sebesar Rp87,55 trliun. Kemudian Rp37 triliun untuk program keluarga harapan (PKH). Ada juga
              program kartu prakerja dengan anggaran yang dinaikkan menjadi Rp20 triliun.



                                                           892
   888   889   890   891   892   893   894   895   896   897   898