Page 974 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 974

HONORER TAK MENDAPATKAN SUBSIDI RP 600 RIBU

              Tidak semua pekerja berpen-gasilan di bawah Rp 5 juta akan mendapatkan bantuan subdisi atau
              bantuan sosial (bansos) Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan dari pemerintah. Sebab, ada
              satu syarat yang harus dipenuhi, yakni terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan
              atau BP Jamsostek sampai 30 Juni 2020.

              Wakil Ketua Komisi IX DPR Sri Rahayu mengatakan tidak semua pekerja berpenghasilan dibawah
              Rp 5 juta terdaftar sebagai peserta di BPJS Ketenagakerjaan. Misalnya, ia menyebut tenaga
              honorer di pemerintahan daerah (pemda) maupun pusat, banyak yang tidak didaftarkan sebagai
              peserta BPJS Ketenagakerjaan.

              "Sebagian besar mereka tidak didaftarkan," kata Sri saat rapat dengan Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziyah dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di Kompleks Parlemen,
              Jakarta, Rabu (26/8).

              Padahal, kata Sri, gaji honorer itu ada yang Rp 200 ribu, Rp 300 ribu, dan mereka sangat layak
              mendapatkan program bantuan subsidi gaji dari pemerintah. "Namun, karena ada syarat harus
              menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, mereka yang seharusnya dapat jadi tidak dapat. Ini
              persoalan yang harus dicari solusinya," kata Sri.

              Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan tidak hanya pegawai tidak tetap (PTT) di pemerintah
              daerah untuk kesehatan, tetapi guru tidak tetap (GTT) pun banyak yang gajinya kurang dari Rp
              1 juta, bahkan ada yang di bawah Rp 500 ribu. Mereka ini berhak memperoleh bantuan subsidi
              gaji."Ini seharusnya mereka juga berhak," tegasnya.

              Dia  mengatakan  rata-rata  yang  terdaftar  sebagai  peserta  BPJS  Ketenagakerjaan  itu
              penghasilannya sudah sesuai UMR daerah. Sementara, mereka para PTT atau GTT, itu belum
              tentu  gajinya  sesuai  UMR,  sehingga  banyak  yang  tidak  terdaftar  sebagai  peserta  BPJS
              Ketenagakerjaan.

              "Bahkan, ada yang gajinya Rp 300 ribu, dan saya juga terenyuh diupah Rp 200 ribu pun dia
              lakukan, apalagi guru-guru itu. Ini perlu mendapatkan perhatian, apalagi mereka bekerja pada
              pemerintah baik pemerintah daerah maupun pusat," katanya.

              Jadi, Sri menegaskan bahwa PTT dan GTT yang berpenghasilan di bawah Rp 1 juta itu sangat
              berhak mendapatkan bantuan subsidi gaji atau upah. Menurut dia, ini juga sekalian memberikan
              langkah bagi BPJS Ketenagakerjaan untuk bisa mengingatkan pemda supaya para PTT dan GTT
              itu mendapatkan perhatian yang layak.

              "Hak yang memang seharusnya mereka terima. Memang untuk bayar BPJS Ketenagakerjaan
              pemda melalui APBD, tetapi itu juga kewajiban pemda dan hak para peserta," katanya.

              Karena itu pula, Sri mengatakan syarat yang ada untuk mendapatkan bantuan subsidi gaji atau
              upah ini harus menjadi perhatian. Ia menegaskan, bukan dirinya tidak suka mereka yang bergaji
              Rp 4 juta mendapat subsidi. Namun, kata dia, kalau yang berpenghasilan di bawah itu belum
              mendapatkan, bagaimana harus memberikan penjelasan kepada mereka.

              "Saya minta dengan hormat menteri dan dirut BPJS Ketenagakerjaan untuk mendiskusikan hal
              tersebut  supaya  mereka  mendapatkan  haknya.  Merekalah  yang  harus  diperhatikan  dan
              dilindungi negara," kata Sri. (boy/ jpnn)






                                                           973
   969   970   971   972   973   974   975   976   977   978   979