Page 271 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 271
Hasil kajian menunjukkan bahwa proses investasi portofolio BPJS-TK sudah prudent dan
sesuai kaidah-kaidah investasi. Alokasi aset telah memperhatikan aspek pengelolaan
risiko yang relatif baik. Secara garis besar, investasi dimulai dengan strategi
mengalokasikan dana investasi ke dalam beberapa kelas aset sesuai tujuan investasi:
saham, reksadana, deposito, obligasi dan bahkan properti serta penyertaan langsung.
Selanjutnya di dalam masing-masing kelas aset dilakukan strategi pemilihan sekuritas
(securities selection) atau manager investasi yang cocok dengan tujuan investasi.
Bahkan, dalam pemilihan manager investasi relatif ketat. Syaratnya harus mempunyai
dana kelolaan minimal Rp1,5 triliun.
Saham dan Reksadana Menurut data portofolio sahamnya pada saham-saham LQ-45.
Itu artinya isi portfolio sahamnya dominan terdiri dari saham-saham berkapitalisasi pasar
besar dan relatif likuid. Tidak perlu diragukan lagi tentang saham-saham LQ-45.
Penurunan dan kenaikan harga saham sangat tergantung pada perkembangan pasar
modal di Indonesia.
Kerugian yang terjadi (yang masih belum direalisasikan atau disebut unrealized loss)
masih sejalan dengan perkembangan pasar saham Indonesia (tercermin dari pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)) yang terdampak krisis pandemi dan resesi
ekonomi.
Bukti menunjukkan bahwa unrealized loss nya juga naik turun sesuai dengan naik
turunnya IHSG. Pada saat IHSG di level 5.979 (31 Desember 2020) unrealized loss
mencapai Rp22,308 triliun, tapi ketika IHSG di level 6.429 (20 Januari 2021) lalu,
unrealized loss nya menurun menjadi Rp14,417 triliun atau 2.91% dari total portofolio
Rp495 triliun yang mayoritas disebabkan penurunan kinerja emiten BUMN. Naik turun
akan terjadi sesuai dengan pergerakan harga saham.
Bukan tak mungkin, ketika IHSG di level 7.000, bukan unrealized loss, tapi bisa berbalik
arah menjadi unrealized gain. Hal ini bisa dilihat naik turunnya potensial loss itu sangat
tergantung dari pergerakan IHSG. Ada banyak faktor yang menyebabkan naik turunnya
harga saham, namun yang paling penting sahamnya likuid dan mempunyai kapitalisasi
pasar yang besar - dan hal itu yang menjadi portofolio saham BPJS-TK.
Sementara untuk portofolio reksadana, dari data yang ada, Investasi di reksadana
berada pada level 8,1% pada akhir 2020. Kisarannya selama 5 tahun terakhir berada
pada level 7%-9%. Prinsip diversifikasi telah dijalankan dan tetap memenuhi aturan yaitu
maksimum 50% dari total porsi dana dan maksimum 15% untuk satu manager investasi.
Proses dan underlying produk reksadana ini jelas dan berbeda dengan yang terjadi di
Jiwasraya.
Ada reksadana yang di dalamnya BPJS-TK menjadi mayoritas dan investor tunggal. Hal
ini bisa terjadi - jika ternyata pengelola dana telah menawarkan reksadana secara
penawaran umum dan tetap menghasilkan sedikit investor, atau bahkan investor
270