Page 272 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 272

tunggal. Hal ini bisa jadi juga karena fee yang ditetapkan oleh BPJS-TK hanya 1% --
              karena wajar saja portofolionya besar (economies of scale). Sementara di pasar pada
              umumnya reksadana mengenakan fee sebesar 2%-4%.

              Situasi  ini  secara  alami  bisa  terjadi  karena  tingkat  penetrasi  finansial  dalam

              perekonomian  Indonesia  masih  relatif  rendah  di  bawah  rata-rata  ASEAN.  Ukuran
              penetrasi  itu  biasanya  diukur  dengan  kedalaman  finansial  yang  menggunakan  rasio
              monetisasi dan/atau rasio intermediasi.

              Berbeda  dengan  Kasus  Jiwasraya  Temuan  itu  berbeda  dengan  kerugian  portofolio
              investasi pada kasus Jiwasraya. Portofolio saham-saham Jiwasraya, seperti diungkap ke
              media  termasuk  golongan  saham  kualitas  rendah,  tidak  likuid  dan  mempunyai
              kaplitalisasi pasar yang kecil. Banyak orang menyebut saham-saham "gorengan".

              Jelas  hal  ini  berbeda,  meski  tampak  sama.  Banyak  perbedaan  riil  antara  kerugian

              Jiwasraya yang sudah realized loss dengan unrealized loss seperti di BPJS-TK. Hal yang
              mendasar terjadi, seperti persyaratan pemilihan manager investasi. Di BPJS-TK sangat
              ketat, sementara di Jiwasraya longgar.

              Lebih  lanjut  lagi  ada  perbedaan  dari  sisi  alokasi  aset.  Misalnya,  porsi  saham  dan
              reksadana di Jiwasraya lebih dari 91% (31 Desember 2019). Sementara di BPJK TK pada
              31 Desember 2020 lalu hanya 23,56% untuk porsi saham dan reksadana. Dari data itu
              jelas terlihat bahwa strategi alokasi aset berbeda di antara keduanya.


              Kondisi  makin  nyata  ketika  menengok  portofolio  saham  Jiwasraya  dengan  BPJS-TK.
              Seperti diulas sebelumnya, portofolio saham BPJS-TK termasuk saham kualitas bagus,
              likuid dan kapitalisasinya besar. Pendek kata saham blue chip berfundamental bagus
              sehingga berbeda dengan portofolio saham Jiwasraya pada umumnya.

              Dari sisi likuiditas perbedaan juga mencolok. Kondisi likuiditas BPJS-TK masih likuid -
              pembayaran  klaim  masih  lancar  dan  tidak  ada  gagal  bayar  seperti  yang  terjadi  di
              Jiwasraya. Jadi, faktanya, unrealized loss berbeda jauh alias tidak sama dibandingkan

              kasus Jiwasraya. Tambahan pula, selama lima tahun terakhir BPJS TK sudah membukan
              keuntungan realized sebesar Rp137 triliun, dan Rp33 triliun di antaranya dari saham dan
              reksadana.

              Selanjutnya,  secara  keseluruhan  kinerja  total  portfolio  BPJS-TK  masih  positif  dan
              memberikan imbal hasil di atas rata-rata deposito bank pemerintah. Likuiditas BPJS-TK
              masih surplus dan lancar membayar klaim.

              BPJS-TK dengan dana kelolaan Rp484,38 triliun - merupakan investor institusional dalam

              negeri yang dapat berperan dalam peningkatan pendalaman pasar finansial di Indonesia.
              Tidak ada salahnya seluruh stakeholder dapat menjaga momentum untuk menyongsong
              pertumbuhan ekonomi pasca pandemic COVID-19.




                                                           271
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277