Page 7 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2020
P. 7
neutral - Angkie Yudistia (Juru Bicara Presiden Bidang . Sosial) Berbagai peraturan perundangan
ini menjadi dasar hukum dalam implementasi agenda pembangunan inklusif ke depannya
neutral - Angkie Yudistia (Juru Bicara Presiden Bidang . Sosial) Paradigma terhadap isu
penyandang disabilitas telah berubah, bukan lagi dipandang sebagai objek penerima bantuan,
namun sebagai subjek dan bagian dari pembangunan bangsa yang harus dipandang dan
dihormati dari kacamata hak asasi manusia
Ringkasan
Sidik merupakan salah satu warga binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Alamanda
Tanggamus, Lampung. Siapa sangka, dengan keterbatasan yang ia miliki, Sidik mampu
merangkai kata demi kata dan menyulapnya menjadi sebuah puisi penyemangat bagi teman-
temannya.
Tak hanya Sidik, lebih dari 300 kaum difabel binaan LKS Alamanda juga mempunyai keterampilan
yang tidak kalah dibanding orang normal, antara lain menulis cerita pendek, menjahit pakaian,
menenun kain, hingga memproduksi tas. Namun, memasarkan hasil karya kaum difabel diakui
menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam proses pembinaan yang diberikan, terlebih di
situasi pandemi seperti sekarang ini.
MENDORONG KESETARAAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI DUNIA KERJA
"Hinaan dan cibiran selalu ramah menyapaku. Ketika itu jiwaku lemah, hatiku rapuh. Rapuh
terongrong ketidakberdayaan, rapuh tergerus kesombongan mereka. Mereka yang mengaku
sempurna." Itulah penggalan bait puisi berjudul "Optimis" yang dibacakan Sidik Haryanto,
seorang pria paruh baya penyandang disabilitas, dalam sebuah diskusi daring bertemakan
"Sahabat Difabel, Produktif dan Inspiratif" yang diselenggarakan komunitas penerima beasiswa
LPDP angkatan 169 (PK-169) Gunandhya Janitra, Sabtu (12/12).
Sidik merupakan salah satu warga binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Alamanda
Tanggamus, Lampung. Siapa sangka, dengan keterbatasan yang ia miliki, Sidik mampu
merangkai kata demi kata dan menyulapnya menjadi sebuah puisi penyemangat bagi teman-
temannya.
Tak hanya Sidik, lebih dari 300 kaum difabel binaan LKS Alamanda juga mempunyai keterampilan
yang tidak kalah dibanding orang normal, antara lain menulis cerita pendek, menjahit pakaian,
menenun kain, hingga memproduksi tas. Namun, memasarkan hasil karya kaum difabel diakui
menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam proses pembinaan yang diberikan, terlebih di
situasi pandemi seperti sekarang ini.
"Mereka ini sebetulnya sangat berpotensi, hanya kelemahannya mereka tidak bisa menjual apa
yang mereka punya. Jadi mereka hanya sekedar door to door, walaupun kami juga sudah
berusaha mengenalkan kepada masyarakat melalui online," ujar Roswati Purwantari, Ketua LKS
Alamanda.
Sedikitnya saat ini tercatat ada 37,58 juta penyandang disabilitas atau sekitar 14,2 persen dari
total penduduk Indonesia. Demikian data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2018 dari
Badan Pusat Statistik (BPS).
Habibie Afsyah, pengusaha sekaligus motivator yang juga merupakan penyandang disabilitas,
dalam kesempatan yang sama menyampaikan, setiap difabel mempunyai potensi untuk terus
6