Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2020
P. 12
KEADILAN BAGI TKI TERANIAYA
Pelaku pembunuhan tenaga kerja Indonesia (TKI), Ahmed Salim, dijatuhi vonis hukuman mati
oleh Pengadilan Tinggi Singapura kemarin. Hukuman mati itu menjadi keadilan bagi Nurhidayati
Wartono Surata yang tewas dibunuh pada 2018.
Seperti dilansir media lokal The Straits Times, Salim membunuh Nurhidayati karena sakit hati
dan cemburu melihatnya lebih mencintai Shamin Shamizur Rahman, pria asal Bangladesh. Dia
mencekiknya menggunakan handuk di sebuah kamar di Golden Dragon Hotel, Geylang,
Singapura, pada 30 Desember 2018.
Hakim Pengadilan Tinggi Singapura Mavis Chionh menjatuhi hukuman mati kepada Salim yang
terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap korban.
Saat pembacaan vonis, Salim hanya terdiam. Berdasarkan keterangan Pengadilan Tinggi
Singapura, Salim dan Nurhidayati merupakan sepasang kekasih.
Salim mengaku memulai hubungan asmara dengan Nurhidayati setelah bertemu beberapa kali
sejak Mei 2012. Keduanya kemudian menjalin hubungan dan sepakat menikah pada Desember
2018. Setahun sebelumnya, Salim mengungkapkan niatnya dengan memberikan cincin kepada
Nurhidayati di sebuah pesta.
Bagaimanapun, Nurhidayati disebut Salim mulai selingkuh dengan Shamin pada pertengahan
2018. Salim mengaku kecewa dengan sikap calon istrinya itu dan berpisah. Dia lalu mencoba
melupakannya dan meminta bantuan ibunya di Pakistan untuk mencarikan jodoh. Saat itu, Salim
direncanakan menikah pada 2019.
Namun, beberapa bulan kemudian, Salim dan Nurhidayati bertemu dan merajut kembali
hubungan asmara yang sempat terputus. Memasuki akhir 2018, Nurhidayati dituduh
menghubungi laki-laki lain, Hanifa Mohammad Abu, melalui Facebook. Saat itu, dia mengatakan
kepada Hanifa bahwa dia memiliki kekasih.
Pada 9 Desember 2018, Nurhidayati kembali mengaku kepada Salim bahwa dia memiliki pacar
baru dan meminta Salim pulang ke Bangladesh untuk melanjutkan rencana pernikahannya. Dia
berharap Salim bahagia. Beberapa hari kemudian, Nurhidayati memutus hubungan dengan Salim
melalui sambungan telepon.
Salim lalu meminta Nurhidayati bertemu dengannya di Golden Dragon Hotel dan berhubungan
intim dengannya. Sejauh ini, semua pernyataan Salim tidak dapat diverifikasi secara independen.
Menurut Wakil Jaksa Umum Hay Hung Chun, Nurhidayati terus diancam dan kemungkinan
dipaksa melakukan apa saja.
"Pelaku mendesak korban untuk meninggalkan kekasih barunya. Ketika korban menolak
permintaannya, pelaku membunuhnya secara brutal dengan melilitkan handuk di lehernya,"
terang Chun. "Pelaku lalu mendorong korban ke kasur; menginjak ujung handuk dan menarik
ujung yang lain hingga korban tidak berdaya."
Chun menambahkan, pelaku melilitkan tali dileher korban sebelum mengakhiri hidupnya. Pelaku
lalu pulang menuju asramanya di Sungei Tengah Lodge. Saat itu, dia menyerahkan uang
SGD1.000 (RplO juta) kepada temannya Khalik Abdul untuk ditransfer kepada ibunya setelah
mengaku membunuh seseorang.
Jasad Nurhidayati ditemukan sekitar pukul 22.15 waktu lokal oleh petugas hotel.
11