Page 296 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 296

Jawaban Pemerintah soal Pro Kontra BLT Rp 600 Ribu bagi Pekerja  Program BLT Rp 600 ribu
              bagi  pekerja  tak  luput  dari  kritik.  Peneliti  Senior  INDEF,  Enny  Sri  Hartati,  menilai  banyak
              karyawan swasta yang berhak mendapatkan bantuan tersebut namun tidak terdaftar sebagai
              peserta BPJS.

              "Kan ini tadi pemerintah mengantongi data dari BPJS kan targetnya cuma sekitar 13 juta, padahal
              populasi pekerja swasta sekitar 30-an juta, kalau kita mengacu datanya BPS," kata Enny dalam
              wawancaranya di acara Sapa Indonesia Malam yang ditayangkan langsung di kanal YouTube
              Kompas TV, Rabu (26/8/2020) malam.

              Enny juga menyebutkan, program tersebut lebih tepat diberi judul 'insentif Rp 600 ribu selama
              4 bulan untuk peserta BPJS bergaji di bawah Rp 5 juta'.

              "Kalau tadi programnya direvisi menjadi judul tadi menjadi benar. Tapi kalau judulnya ini adalah
              insentif untuk pegawai swasta bergaji di bawah Rp 5 juta menjadi diskriminatif untuk pekerja
              yang tidak terdaftar di BPJS," tegas Enny.
              Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo pun langsung
              memberikan tanggapan. Yustinus mengatakan, pemberian bantuan senilai Rp 600 ribu untuk
              karyawan yang terdaftar sebagai peserta BPJS sudah diwacanakan sejak lama.

              "Sebenarnya wacana pemberian yang tahap awal ini ke karyawan yang terdaftar sebagai peserta
              BPJS  ini  sudah  cukup  lama,  jadi  ini  bukan  baru-baru  saja,"  ungkapnya  dalam  acara  Sapa
              Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu.

              Menurut Yustinus, ada dua pertimbangan pemerintah dalam menentukan skema bantuan ini.
              Satu di antaranya yaitu persoalan data.

              "Problem dari penyaluran bansos adalah data."  "Kita perlu memastikan  by name, by address  ,
              bansos ini tepat sasaran, ini juga menjadi tantangan bagi kita," jelasnya.

              Selain itu, Yustinus mengatakan, pendekatan menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan menjadi
              yang paling siap digunakan untuk penyaluran bantuan ini.

              "Yang  kedua,  dilihat  yang  paling  siap  adalah  pendekatan  menggunakan  data  BPJS
              Ketenagakerjaan  dengan  maksud  memberikan    reward    pada  peserta  dan  perusahaan  yang
              mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Ketenagakerjaan," kata Yustinus.

              Ia menambahkan, tidak menutup kemungkinan adanya skema bantuan lanjutan dari program
              ini. Menurutnya, pemerintah pun telah mewacanakan skema bantuan lain untuk masyarakat.

              "Tidak menutup kemungkinan setelah ini lalu ada skema-skema lanjutan," kata Yustinus.

              "Bahkan sudah diwacanakan juga, di luar karyawan ini juga akan diperluas ke yang peserta
              (BPJS) bukan penerima upah supaya bisa di-cover, yaitu para petani, nelayan, dan sebagainya,
              yang secara mandiri ikut dalam BPJS Ketenagakerjaan," tambahnya.
              (Tribunnews.com/Daryono/Metta) (Kompas.com/Muhammad Idris).













                                                           295
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301