Page 141 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2021
P. 141

MENTERI IDA HARAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI DORONG PENYERAPAN TENAGA
              KERJA DISABILITAS
              - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah mengatakan, pandemi Virus Corona memukul seluruh
              lapisan masyarakat termasuk dunia kerja. Namun demikian, kondisi ini menjadi kesempatan atau
              peluang bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi di dunia kerja.

              "Di tengah situasi ketenagakerjaan dunia yang penuh tekanan akibat pandemi Covid ada suatu
              hal yang membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi di dunia kerja," kata
              Ida dalam diskusi daring, Jakarta, Rabu (24/2).

              Peluang  itu,  kata  Menteri  Ida  adalah,  pemanfaatan  teknologi  yang  mampu  menciptakan
              diversifikasi  keterampilan.  Penggunaan  teknologi  diyakini  dapat  digunakan  penyandang
              disabilitas untuk bersaing dalam dunia kerja.

              "Saya  berharap  semua  perusahaan  baik  swasta,  saya  juga  berharap  kepada  BUMN,  BUMD,
              terutama CEO yang hadir mudah-mudahan forum ini bisa memberikan kesempatan kerja bagi
              penyandang disabilitas," paparnya.

              Menurutnya, ketersediaan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas sejauh ini lebih banyak di
              sektor  pelayanan,  jasa  dan  ritel  dibanding  sektor  industri.  Rendahnya  partisipasi  di  sektor
              industri,  dipengaruhi  oleh  beberapa  permasalahan  seperti  tidak  tersedianya  aksesibilitas  di
              lingkungan kerja, kesenjangan sosial, dan pelatihan pendidikan yang tidak inklusif.

              Faktor Penghambat Penyerapan Tenaga Kerja Disabilitas Maka dari itu, Menteri Ida menekankan
              agar perusahaan-perusahaan harus menerapkan konsep kesetaraan dan inklusivitas di tempat
              kerja bagi pekerja penyandang disabilitas, agar tidak terdapat diskriminasi. "Perusahaan saat ini
              harus  dapat  menjadi  perusahaan  inklusi,  yang  artinya  perusahaan  membangun  hubungan
              ketenagakerjaan di dalam perusahaan tanpa diskriminasi," kata Menaker Ida.

              Menurutnya, setiap orang memiliki akses dan kontrol yang sama atas sumber daya, kesempatan
              dalam  pengembangan  karir  dan  manfaat  dari  setiap  kebijakan  ketenagakerjaan  yang  dibuat
              perusahaan menjadi perusahaan inklusi.

              "Sejatinya perusahaan tidak harus mengubah seluruh kebijakan dan fasilitas perusahaan yang
              memerlukan  biaya  yang  besar.  Dengan  komitmen  yang  tinggi,  disertai  pemahaman  akan
              kesetaraan, maka sejumlah langkah sederhana dapat dilakukan," katanya.

              Misalnya  menyediakan  akses  yang  memudahkan  penyandang  disabilitas  untuk  melakukan
              aktivitas, tersedianya lahan parkir khusus atau sejumlah panduan sederhana manakala terjadi
              bencana.

              Menaker Ida mengatakan, selama ini yang menjadi permasalahan yang menghambat terciptanya
              sistem ketenagakerjaan inklusif adalah masih adanya stigma di masyarakat bahwa penyandang
              disabilitas tidak bisa berkontribusi.

              "Padahal  pada  kenyataannya,  kita  seringkali  dapat  menemukan  penyandang  disabilitas  yang
              justru memiliki etos kerja dan produktivitas yang lebih tinggi," ungkap Menaker Ida.

              Oleh karena itu, saat ini Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya mendorong dunia usaha
              untuk  semakin  tanggap  dalam  membangun  ekosistem  ketenagakerjaan  inklusif,  dengan
              bersinergi  sinergi  dengan  perusahaan  swasta,  BUMN  dan  BUMD  serta  pemangku  kebijakan
              lainnya, untuk membuka lapangan kerja yang inklusif seluas-luasnya.

              Reporter: Tira Santia Sumber: Liputan6 [bim].


                                                           140
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146