Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 JANUARI 2021
P. 49

Sehari kemudian, akun Instagram resmi milik DPR @dpr_ri juga menyebarkan klarifikasi serupa
              dalam  bentuk  gambar.  Di  hari  yang  sama,  akun  Instagram  @tmcpoldametro  mengunggah
              penjelasan serupa.

              Puncak klarifikasi ini terjadi di media sosial pada 8 Oktober. Akun-akun yang baru muncul di
              Twitter  pada  tahun  2020  ramai-ramai  mencuitkan  #StopDemoAyokeMK  disertai  gambar
              klarifikasi 12 hoaks. Pada saat yang bertepatan, buruh akan melakukan demonstrasi dan aksi
              mogok kerja terakhir sebagai upaya melawan pengesahan UU Ciptaker.

              Sebelumnya, simpatisan Jokowi lain seperti Permadi Arya dan Denny Siregar juga meramaikan
              klarifikasi soal hoaks UU Ciptaker. Tidak jelas siapa yang menyebarkan hoaks tersebut, karena
              berbeda dengan versi 12 poin, informasi keliru ini hanya mencatat 9 poin.

              Dalam konferensi pers, sebagian menteri Kabinet Indonesia Maju menganggap masalah hoaks
              UU  Cipta  Kerja  inilah  yang  menjadi  penyebab  ketidakpuasan  masyarakat.  Dua  menteri  yang
              bidang kerjanya sangat berkaitan dengan UU Ciptaker, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
              dan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, melakukan klarifikasi yang lagi-lagi hanya mengulang
              narasi di media sosial.

              "Pertama, banyak hoaks beredar tentang ketenagakerjaan. Saya tegaskan, upah minimum tidak
              dihapuskan tetapi tetap, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi," kata
              Airlangga dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/10/2020).

              "Ketentuan  mengenai  waktu  kerja  dan  waktu  istirahat,  ini  yang  banyak  sekali  yang  terjadi
              distorsi.  Ini  tetap  diatur  sebagaimana  UU  13  tahun  2003  dan  mengambil  ketentuan  baru
              mengenai  waktu  kerja  dan  waktu  istirahat  pada  sektor  pekerjaan  tertentu,"  kata  Ida  dalam
              kesempatan yang sama.

              Demonstrasi besar-besaran yang berlangsung di berbagai daerah Indonesia tidak juga membuat
              pemerintah menjawab kegelisahan publik soal UU Ciptaker. Presiden Jokowi dalam keterangan
              resmi yang hanya berlangsung hampir 12 menit itu justru kembali menyalahkan adanya hoaks
              dan disinformasi tentang UU Cipta Kerja yang menimbulkan kegaduhan sekarang.

              "Namun  saya  melihat  adanya  unjuk  rasa  penolakan  UU  Cipta  Kerja  yang  pada  dasarnya
              dilatarbelakangi  oleh  disinformasi  mengenai  substansi  dari  undang-undang  ini  dan  hoaks  di
              media sosial," kata Jokowi.

              Lalu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku
              akan mengajukan rencana membuat situs untuk menampung soal saran dan kritik terkait UU
              Ciptaker.

              Pembuatan  situs  untuk  menjawab  substansi  masalah  ini  cenderung  lebih  lambat  dibanding
              klarifikasi hoaks dan disinformasi yang digembar-gemborkan pemerintah dan DPR.

              Menutup  Kritik  Substansi  Pemerintah  dan  DPR  bukan  hanya  tak  menjawab  kritik,  tapi  juga
              menyajikan fakta yang tidak utuh dari UU Ciptaker. Selain hoaks atau disinformasi yang diklaim
              pemerintah, sebenarnya banyak permasalahan UU Ciptaker yang diangkat oleh masyarakat mulai
              dari klaster lingkungan, kesehatan, pendidikan, hingga tenaga kerja.

              Untuk klaster tenaga kerja saja, masalahnya cukup banyak. Ada dua hal yang perlu dijelaskan
              pemerintah. Pertama soal tuntutan buruh yang sebenarnya. Misal, pewajiban Upah Minimum
              Provinsi  (UMP)  tanpa  ada  pewajiban  Upah  Minimum  Kota/Kabupaten  (UMK)  dan  ada
              penghilangan UMSK. Dalam hoaks yang disebar, narasinya adalah penghilangan UMP, UMK, dan
              UMSP.




                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54