Page 70 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2021
P. 70

KEMNAKER PERKUAT SINERGISITAS KETENAGAKERJAAN DENGAN SERIKAT
              PEKERJA/SERIKAT BURUH
              JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan
              Ketenagakerjaan dan K3 menggelar kegiatan silaturahmi dengan pimpinan Konfederasi serikat
              pekerja/serikat  buruh  (SP/SB).  Kegiatan  ini  bertujuan  untuk  memperkuat  sinergisitas  antara
              unsur pemerintah dengan SP/PB, khususnya dalam bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Pengawasan  Ketenagakerjaan  dan  K3  Haiyani  Rumondang
              menjelaskan,  sesuai  dengan  Sembilan  Lompatan  Besar  Kemnaker  yang  dicanangkan  oleh
              Menaker Ida Fauziyah, Pengawas Ketenagakerjaan dituntut untuk mampu melakukan reformasi
              pengawasan  ketenagakerjaan,  salah  satunya  melalui  kolaborasi  serta  membangun  sinergi
              dengan stakeholders ketenagakerjaan dalam menjalankan fungsi pengawasan.

              "Silaturahmi ini bisa menjadi momentum untuk dapat bertemu dengan pimpinan Konfederasi
              Serikat Pekera/Serikat Buruh agar dapat berkolaborasi, berinteraksi, dan bersinergi secara terus
              menerus," katanya saat membuka acara tersebut di Jakarta, Senin (30/8/2021).

              Dirjen Haiyani mengatakan, sinergi pengawasan ketenagakerjaan yang dibangun tidak hanya
              dengan serikat pekerja/serikat buruh, namun juga dengan seluruh stakeholders.

              "Apa yang harus kita kerjasamakan, koordinasi dan kolaborasi supaya paham dengan fungsi
              masing-masing," kata Dirjen Haiyani Rumondang.

              Menurut Dirjen Haiyani, peran serikat pekerja/serikat buruh dalam pengawasan ketenagakerjaan
              sangat penting di masa kondisi pandemi Covid-19. Saat ini serikat pekerja/serikat buruh dapat
              berperan mendorong perusahaan yang mampu secara finansial agar melaksanakan hak normatif
              pekerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

              Selain itu, pengusaha yang mengalami kesulitan cash flow sehingga belum mampu membayar
              penuh hak pekerja, maka wajib berkomunikasi dengan serikat pekerja/serikat buruh yang ada di
              perusahaan, sehingga ada solusi yang tidak mengorbankan buruh.

              "Perlunya  menjalin  komunikasi  yang  baik  antara  pengawas  ketenagakerjaan  dan  serikat
              pekerja/serikat  buruh  khususnya  dalam  hal  deteksi  dini  permasalahan  ketenagakerjaan  di
              perusahaan," ucap Haiyani.

              Dirjen  Haiyani  menambahkan,  ke  depan  pihaknya  menginginkan  adanya  peta  pengawasan
              seluruh Indonesia, termasuk jumlah perusahaan yang ada di setiap provinsi, serta pemetaan
              kebutuhan pengawas yang diperlukan.

              "Kami sudah lakukan beberapa perubahan dengan cara kerja kami, dengan melengkapi melalui
              sistem-sistem yang memudahkan bagi para serikat pekerja/serikat buruh," ujarnya. CM (ars).


















                                                           69
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75