Page 234 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 April 2021
P. 234

Makmun menegaskan, hibah aset tersebut sudah mengangkangi payung hukum dalam peraturan
              daerah (perda) No.25/2018 tentang pengelolaan aset daerah. Di mana dalam regulasi tersebut
              menyebutkan bahwa peralihan aset daerah dengan nilai diatas Rp5 miliar ke pihak lain harus
              dengan persetujuan DPRD Riau.

              "Kita  punya  perda  pengelolaan  aset  daerah  yakni  Perda  25/2018,  juga  mengacu  pada
              Permendagri No. 19/2016. Dalam pasal 83 dan seterusnya terkait dengan pengalihan aset. Aset
              di atas Rp5 miliar harus dengan persetujuan DPRD Riau. Untuk mengetahui aset bernilai Rp5 M
              atau  di  bawahnya  tentu  harus  ada  apraisalnya  dulu.  Nah  kok  ini  tiba-tiba  prosesnya  sudah
              selesai. Tanpa kita diberi tahu apa-apa," imbuhnya.

              Makmun mengaku sangat kecewa dengan sikap Pemprov Riau yang sudah mengambil keputusan
              tanpa persetujuan DPRD. Apalagi hal tersebut berkaitan dengan kedaulatan peraturan daerah.

              "Saya sebagai Ketua Bapemperda sangat tersinggung. Saya sudah sampaikan kepada kepala
              dinasnya.  Kalau  prosesnya  ini  menyalahi  dan  mengangkangi  perda.  Saya  sebagai  Ketua
              Bapemperda akan menggugat sebagai ke PTUN," tambah politisi PDI Perjuangan ini.

              Dia  mengatakan,  dalam  tahapannya  harus  ada  permohonan  persetujuan  yang  disampaikan
              Gubernur Riau kepada pihak DPRD Riau. Selanjutnya akan diparipurnakan terlebih dahulu untuk
              mendapat persetujuan bersama terkait hibah aset ini.
              Diakui dia, sebelumnya memang sempat ada sebuah surat disampaikan dari gubernur ke DPRD
              Riau. Akan tetapi, surat yang dilayangkan berupa surat permohonan dukungan. Seharusnya,
              menurut Makmun, surat yang disampaikan itu surat permohonan persetujuan yang mana ada
              proses-prosesnya. Seperti proses paripurna untuk disetujui bersama-sama.

              Terkait gugatan yang bakal diambil, pihaknya terlebih dahulu akan menginventarisir aset-aset
              yang diserahkan. Jika memang menyalahi aturan, maka DPRD Riau akan mengambil langkah
              hukum untuk menggugat peralihan aset ini.
              "Sekarang kita sedang inventaris aset-aset mana yang diserahkan ke pusat, juga nanti akan kita
              sampaikan aset itu jumlahnya berapa kalau sesuai dengan perda kita tentu akan kita tegakkan
              perda ini bersama. Perda ini kan dibuat atas persetujuan bersama. Kok tidak dipakai. Sementera
              bikin perda ini kan biayanya mahal sampai miliaran," tuntasnya.
              Untuk  diketahui,  ada  dua  BLK  yang  diserahkan  Gubernur  ke  kementerian.  Yakni  BLK  milik
              Pemprov Riau yang berada di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Gubri menyebutkan nantinya
              BLK akan dikelola secara profesional baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) maupun finansial.

              "Kita  ingin  BLK  ini  bertaraf  intemasioal.  Sehingga  tenaga kerja yang kita  didik bisa bersaing
              dengan negara lain," sebut Menaker Ida Fauziyah saat penyerahan BLK oleh gubri beberapa
              waktu lalu.

              Menaker mengapresiasi langkah Pemprov Riau yang mengambil langkah tepat dan cepat dengan
              menyerahkan pengelolaan BLK ini kepada Kemnaker. Menaker Ida Fauziyah optimis sinergi yang
              baik antara Kemnaker dengan Pemprov Riau akan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi
              masyarakat. Terutama bagi anak-anak bangsa yang ingin mendapatkan pekerjaan.

              Sementara  Gubri  Syamsuar  menyampaikan  ucapan  terima  kasih  atas  kesediaan  Kemnaker
              mengelola BLK Pekanbaru dan Dumai. Gubri bahkan mengaku sudah menyiapkan lahan untuk
              BLK Pertanian, sehingga nanti para petani bakal mendapat pendidikan tidak sekedar bagaimana
              bertani yang baik, tapi juga bagaimana dengan bertani taraf ekonomi dapat lebih meningkat,
              (kom).




                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239