Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 JULI 2021
P. 14

OPTIMALKAN LAYANAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL, DUA BPJS BERSINERGI

              Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)  yang  secara  resmi  diterbitkan  oleh  Pemerintah  melalui
              Undang-Undang  Cipta  Kerja  merupakah  salah  satu  manfaat  dari  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan  yang  diselenggarakan  oleh  BPJS  Ketenagakerjaan  (BPJAMSOSTEK).  Namun
              pada  pelaksanaannya  ada  persyaratan  yang  bersinggungan  dengan  kepesertaan  Program
              Jaminan  Kesehatan  Nasional-Kartu  Indonesia  Sehat  (JKN-KIS)  yang  dikelola  oleh  BPJS
              Kesehatan.  Terkait  dengan  hal  tersebut,  BPJAMSOSTEK  bersama  BPJS  Kesehatan
              mengintegrasikan data yang dimiliki.

              Ruang lingkup yang menjadi pokok kerja sama yang tertuang pada Perjanjian Kerja Sama (PKS)
              ini antara lain mengenai pemanfaatan data Administrasi Kependudukan (Adminduk), integrasi
              data  kepesertaan  masing-masing  institusi  BPJS  untuk  program  JKP  dan  pemanfaatan  data
              kepesertaan untuk program jaminan sosial.

              PKS  ini  ditandatangani  oleh  Direktur  Perencanaan  Strategis  dan  Teknologi  Informasi
              BPJAMSOSTEK, Pramudya Iriawan Buntoro bersama dengan Direktur Perluasan dan Pelayanan
              Peserta  BPJS  Kesehatan,  David  Bangun  secara  virtual  pada  Jumat  (23/07).  BPJAMSOSTEK
              sebagai pihak Pertama dalam PKS ini tentunya memiliki hak dan kewajiban yang mengikat untuk
              berlangsungnya  layanan  yang  optimal  kepada  peserta,  begitu  pula  dengan  BPJS  Kesehatan
              selaku pihak Kedua.

              Dalam sambutannya, Direktur Utama BPJAMSOSTEK, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, dengan
              adanya integrasi data kepesertaan dua lembaga BPJS ini, masyarakat akan lebih diuntungkan
              karena layanan kedua lembaga dapat lebih optimal.

              Sebagai  informasi,  basis  data  yang  digunakan  kedua  lembaga  dalam  memberikan  layanan
              kepada masyarakat adalah melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dimiliki oleh seluruh
              rakyat  Indonesia.  NIK  ini  didapatkan  dengan  mengakses  langsung  data  yang  dimiliki  oleh
              Adminduk untuk kepentingan administrasi kepesertaan kedua lembaga BPJS.

              “Masyarakat  tidak  perlu  khawatir  terkait  penggunaan  data  NIK  karena  transaksi  data  yang
              dilakukan  ini  dijamin  keamanannya  telah  memenuhi  standar  keamanan  teknologi  informasi
              sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” tegas Anggoro.

              Sejalan  dengan  itu,  Direktur  Utama  BPJS  Kesehatan  Ali  Ghufron  Mukti  mengatakan  bahwa
              perjanjian  kerja  sama  yang  dilakukan  diharapkan  dapat  mengakomodir  kebutuhan  peserta
              sehingga program jaminan sosial dapat berjalan dengan optimal.

              “Penyelanggaran jaminan sosial yang adequate dan berkelanjutan merupakan salah satu pilar
              kesejahteraan  bangsa  dan  negara,  untuk  itu dalam  mendukung  serta meningkatkan  kualitas
              penyelenggaraan program jaminan sosial, maka diperlukan sinergi antara BPJS Ketenagakerjaan
              dan BPJS Kesehatan, terutama terkait integrasi data kepesertaan yang dimiliki masing-masing,”
              jelas Ghufron.

              Dirinya menambahkan, integrasi data yang dilakukan ini merupakan wujud dukungan penuh
              BPJS Kesehatan terhadap program strategis pemerintah sebagaimana yang diamanatkan dalam
              penyelenggaraan program JKP. Dengan dilakukannya pertukaran, pemanfaatan dan integrasi
              data kepesertaan Program Jaminan Sosial, diharapkan ke depannya dapat tercipta Data Terpadu
              Jaminan Sosial.
              "Dengan  adanya  integrasi  data  ini,  kami  berharap  proporsi  penduduk  yang  tercakup  dalam
              program jaminan sosial dapat segera terwujud sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
              Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024yaitu 98%," ujar Ghufron.



                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19