Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 JULI 2021
P. 48

Survei itu dilakukan terhadap 1.000 perusahaan yang para buruhnya menjadi anggota KSPI. Para
              buruh itu, lanjut Said, bekerja di berbagai sektor produksi, dari farmasi hingga industri semen.
              Ada lima pertanyaan yang diajukan kepada para pimpinan serikat pekerja atau buruh di setiap
              perusahaan  itu.  Salah  satunya,  apakah  pabrik  atau  perusahaan  masih  bekerja  100  persen,
              hingga bagaimana pengaturan kerja jika tidak beroperasi 100 persen.

              "99 persen kuesioner ini, dijawab buruh adalah masih bekerja 100 persen," ujar lqbal dalam
              konferensi pers di kanal YouTube Bicaralah Buruh.

              Menurut Said, pabrik di sektor nonesensial masih beroperasi 100 persen. Tidak ada istilah kerja
              dari rumah atau work from home (WFH) 50 persen bagi para buruh.

              "Dengan  demikian,  efektivitas  PPKM  Darurat  dan  PPKM  Level  4,  tidak  berjalan  di  pabrik,"
              tandasnya.
              Hal itu, papar Said, terjadi karena kebijakan antara satu menteri dengan menteri lainnya tidak
              sinkron, la menilai, tak ada sinkronisasi kebijakan antara Menteri Koordinator Kemariti-man dan
              Investasi, serta Menteri Koordinator Perekonomian sebagai Koordinator PPKM, dengan Menteri
              Perindustrian.

              Said  mengatakan,  para  pemilik  pabrik  selalu  menunjukkan  izin  operasional  dari  Menteri
              Perindustrian ke serikat pekerja dan manajemennya. "Istilahnya, kalau saya nggak salah, IOMKI.
              Walau dalam IOMKI itu diatur harus WFH 50 persen, faktanya tidak," tandasnya.
              Faktor  utama  permasalahan  ini,  sambung  Said,  tidak  ada  sinkronisasi  antara  perintah  atas
              dengan  antarmenteri.  "Jangan  cuma  rakyat  yang  diatur.  Menterinya  diatur  juga  dong.  Kami
              minta hentikan itu pemberian IOMKI, kalau benar-benar mau tegakkan aturan cegah penyebaran
              Corona," tandasnya.
              Berikut  penjelasan  Sekretaris  Jenderal  KSPI  Ramidi,  dan  tanggapan  Ketua  Umum  Asosiasi
              Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukam-dani mengenai hal ini.




































                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53