Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MEI 2020
P. 38

Title          THR TAK JELAS, BURUH SAWIT DESAK MENAKER CABUT SE 'BELA PENGUSAHA'
               Media Name     suara.com
               Pub. Date      17 Mei 2020
                              https://www.suara.com/news/2020/05/17/073417/thr-tak-jelas-buruh-sawit -desak-
               Page/URL
                              menaker-cabut-se-bela-pengusaha
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative







               Koalisi  Buruh Sawit  atau  Sawit Watch  meminta Menteri Tenaga Kerja Ida
               Fauziyah untuk mencabut Surat Edaran Menaker Nomor M/6/HI.00.01/V/2020 yang
               dinilai membuka peluang bagi perusahaan agar tidak memenuhi hak buruh atas
               Tunjangan Hari Raya atatu  THR  dibayar tepat waktu.


               Koordinator Sawit Watch Zidane mengatakan, surat edaran Menaker tersebut hanya
               memperburuk kondisi buruh sawit di masa pandemi virus corona COVID-19 ini,
               khususnya buruh harian lepas di perkebunan sawit.


               "Dalam situasi normal saja, perusahaan perkebunan sawit kerap tidak membayarkan
               THR untuk buruh harian lepas. Kemenaker harusnya menjamin  pembayaran THR  ,
               bukan mengeluarkan surat edaran yang justru memberi ruang untuk perusahaan
               tidak melaksanakan kewajibannya," kata Zidane dalam keterangannya, Minggu
               (17/5/2020).

               Zidane memaparkan berdasarkan data serikat buruh sawit, di Kalimatan Timur ada
               perusahaan yang mencicil THR sampai Desember 2020, kemudian di Kalimantan
               Selatan ada perusahaan yang membayar THR bertahap selama 8 kali.

               "Kemudian sejumlah buruh harian lepas di Bengkulu dan Sumatera Selatan telah
               menayakan THR kepada perusahaan, tapi sampai sejauh ini belum ada kejelasan,"
               ungkapnya.

               Kondisi buruh sawit hingga hari ini juga tetap bekerja dengan target seperti biasa di
               bawah ancaman kesehatan akibat pandemi corona, oleh sebab itu mereka berharap
               hak mereka tetap dipenuhi.

               "Anggaran THR itu sudah dipersiapkan di tahun sebelumnya, karena itu kewajiban
               rutin perusahaan, jangan jadikan situasi pandemi sebagai alasan tidak membayar
               atau mencicil THR," kata Ridho dari Serikat Buruh Perkebunan Indonesia
               (Serbundo).


               Buruh juga berpandangan, SE Menaker ini bertentangan dengan peraturan
               Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang secara
               hukum kedudukannya ada di atas Surat Edaran. Dalam PP tersebut, Pasal 7
               mengatur waktu pembayaran THR maksimal H-7 sebelum hari raya, kemudian
               dalam pasal 56 perusahaan juga wajib membayar denda 5 persen jika terlambat
               membayar THR.




                                                       Page 37 of 191.
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43