Page 44 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 44

tertuang  di  dalam  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  tentang  Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat.
              Staf Ahli Kemenko Perekonomian Elen Setiadi mengatakan aturan uang pesangon seperti yang
              tertuang dalam RPP aturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sudah
              disesuaikan dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

              "Terkait PHK pesangon, nah memang di RPP kalau dibilang setengah tidak betul itu. Kalau kita
              lihat basisnya adalah diatur oleh undang-undang. Komponennya ada tiga, uang pesangon, uang
              penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak," jelas Elen dalam video conference, Jumat
              (5/2/2021).

              Lebih lanjut, Elen menjelaskan, dalam UU Cipta Kerja sudah diatur berapa nilai pesangon yang
              harus  didapat.  Misalnya,  untuk  pensiun  ada  pengalinya  sendiri  dan  kalau  meninggal  akan
              mendapatkan uang pesangon dua kali dari yang diatur dalam UU Cipta Kerja.Ia menyatakan ada
              basis perhitungan pesangon untuk masing-masing jenis PHK.
              Artinya, semua jenis PHK tidak disamakan dalam perhitungan pesangon."Misalnya untuk pensiun
              ada angka pengalinya. Untuk meninggal paling tidak (pemberian) uang pesangon dua kali dari
              yang diatur undang-undang. Tapi, tetap mendapat uang hak dan sebagainya. Kalau dia cacat
              atau sakit berkepanjangan, angka pengalinya adalah pesangonnya dua (kali) juga. Kalau pensiun
              kalau tidak salah 0,75," Elen.

              "Jadi, itu tadi ada basis penghitungannya. Menurut hemat kami, kalau dibilang setengah tidak
              betul.  Yang  dipakai  adalah  angka  yang  di  dalam  undang-undang,  kemudian  ditentukan
              pengalinya sesuai dengan jenis PHK, jadi tidak disamakan," kata Elen melanjutkan.

              Sementara, dalam RPP bidang Ketenagakerjaan, di antaranya tentang Perjanjian Kerja Waktu
              Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Serta PHK dituliskan bahwa korban PHK
              karena perusahaan tutup dan merugi hanya bisa mengantongi pesangon 0,5 kali dari patokan
              yang diatur dalam Pasal 39 (2) RPP tersebut.

              Ketentuan ini diatur di dalam Pasal 41-46 dan Pasal 51.Namun, pekerja akan tetap mendapatkan
              uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

              Perusahaan dapat membayarkan separuh uang pesangon atau sebesar 0,5 kali dari Pasal 39
              Ayat (2), dengan tujuh ketentuan berikut:

              1. Ketika terjadi pengambilan perusahaan yang mengakibatkan perusahaan yang mengakibatkan
              perubahan syarat kerja dan pekerja yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.

              2. Ketika perusahaan melakukan efisiensi akibat mengalami kerugian.

              3. Saat perusahaan tutup karena mengalami kerugian selama dua tahun berturut-turut atau
              tidak.4. Ketika perusahaan tutup karena keadaan memaksa (force majeure).

              5. Ketika perusahaan sedang menunda kewajiban pembayaran utang akibat merugi.

              6. Ketika perusahaan pailit.

              7. Ketika pekerja melanggar peraturan kerja dan telah diberikan tiga kali surat peringatan.








                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49