Page 685 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 685

MAY DAY 2021, IMCAA DESAK PEMERINTAH SUDAH PERBAIKI TATA KELOLA
              PENEMPATAN ABK
              daulat.co    -  Indonesian  Maritim  Crewing  Agent  Association  (IMCAA)  bersama  Badan  Buruh
              Pemuda Pancasila dan Pemerintah Kabupaten Tegal menggelar acara Diskusi Tripartit di Hotel
              Prime Biz Tegal, Jumat 30 April 2021. Diskusi digelar untuk menyambut Hari Buruh internasional
              dengan mengangkat tema 'Membangun Hubungan Industrial yang Berkeadilan'.

              Ketua IMCAA Hengki Wijaya menyampaikan, Hari Buruh 2021 bisa dijadikan momentum untuk
              meningkatkan  kesejahteraan  anak  buah  kapal  (ABK).  Salah  satunya  dengan  memperbaiki
              kebijakan  tata  kelola  penempatan  awak  kapal  perikanan  di  luar  negeri.  Termasuk  soal
              perlindungan ABK perikanan yang saat ini aturannya belum jelas.

              Menurutnya, saat ini masih terjadi ego sektoral di pemerintah. Misalnya, soal perlindungan ABK
              jika  mereka  mengalami  masalah  di  kapal.  Selama  ini  antara  satu  kementerian  dengan
              kementerian yang lain masih terkesan saling lempar tanggung jawab.
              "Sebagai pengusaha (agen penyalur ABK perikanan), kami butuh kepastian yang jelas," kata
              Hengki.

              Selain  itu,  dia  berharap  kepada  pemerintah  untuk  membantu  perluasan  penempatan  kerja
              dengan membangun dialog atau lobi kepada negara-negara terkait penempatan ABK.

              Adapun Jamaludin Suryahadikusuma, selaku Ketua Badan Buruh Pemuda Pancasila berharap,
              pada  sektor  pekerja  migran,  pemerintah  untuk  memikirkan  bagaimana  melindungi  pekerja
              migran  di  masa  pandemi.  Seperti  bagaimana  langkah  pemerintah  dalam  menangani  pekerja
              migran yang menjadi korban PHK.

              "Banyak TKI yang dideportasi. Mereka yang mau berangkat juga banyak yang tertunda. Ini harus
              dipikirkan pemerintah. Salah satunya dengan melakukan dialog dengan negara-negara tujuan
              pekerja migran," kata Jamal.

              Selain  menyoroti  sistem  perlindungan  pekerja  migran,  pada  sektor  kesejahteraan  buruh  di
              Indonesia  juga  harus  mendapatkan  perhatian  yang  lebih  serius  dari  Pemerintah  Indonesia,
              terutama  buruh  pekerja  rumah  tangga  (PRT).  Sebab,  saat  ini  regulasi  yang  mengatur
              perlindungan pekerja rumah tangga tidak digarap pemerintah dengan serius.

              "Indonesia  sebagai  negara  penyalur  PRT  terbesar  di  sejumlah  negara,  tapi  tidak  memiliki
              undang-undang  tentang  pelindungan  PRT.  Itu  seharusnya  jadi  prioritas  dalam  Prolegnas
              (program legislasi nasional)," katanya.

              Diskusi tersebut dihadiri oleh puluhan perusahaan penyalur ABK di Tegal, Brebes, dan Pemalang,
              juga diikuti oleh sejumlah pekerja migran dan serikat buruh migran.
              Dalam  kesempatan  itu,  IMCAA  juga  menyalurkan  bantuan  kepada  anak-anak  almarhum
              Supriyanto, ABK asal Slawi yang menjadi korban perbudakan di Kapal Taiwan. Tak hanya itu,
              santunan juga diberikan kepada belasan anak yatim dari panti asuhan di Kota Tegal. Adapun
              bantuan yang disalurkan berupa uang senilai Rp 8,4 juta dan bingkisan sembako.

              Diketahui, almarhum Supriyanto merupakan ABK asal Slawi yang menjadi korban perbudakan di
              Kapal Taiwan. Ini adalah kasus pertamakali, sehingga adanya perubahan kebijakan pemerintah
              Taiwan tentang perlindungan ABK perikanan.
              (Rizqon Arifiyandi).




                                                           684
   680   681   682   683   684   685   686   687   688   689   690