Page 76 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 76

tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mengalami peningkatan dari 5,23 persen (Agustus
              2019) menjadi 7,07 persen (Agustus 2020).
              Selain  meningkatnya  jumlah  pengangguran,  struktur  lapangan  pekerjaan  juga  mengalami
              perubahan. Di antara berbagai sektor yang mengalami stagnasi atau bahkan terkontraksi, jumlah
              pekerja di sektor pertanian dan perdagangan mengalami pertumbuhan positif. Proporsi pekerja
              di pertanian mengalami peningkatan 2,23 persen.

              Hal ini wajar mengingat pertanian umumnya bersifat informal dan tidak memerlukan kualifikasi
              pekerja yang terlalu tinggi sehingga akomodatif terhadap penyerapan tenaga kerja.

              Perubahan  struktur  pekerjaan  juga  terlihat  berdasarkan  status  pekerjaan.  Perubahan  paling
              signifikan  terjadi  pada  proporsi  buruh/karyawan/pegawai  yang  turun  4,28  persen.  Disinyalir
              mereka beralih ke pekerjaan informal (berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap,
              pekerja tidak dibayar, dan pekerja bebas) yang secara total mengalami peningkatan proporsi
              pekerja sebesar 4,6 persen.
              Di tengah perubahan struktur ketenagakerjaan, bagaimana dengan kesejahteraan para buruh?
              Bagai peribahasa sudah jatuh, tertimpa tangga, itulah nasib sebagian buruh di tengah pandemi
              Covid-19. Berbagai lapangan usaha yang terpukul pandemi terpaksa memotong upah pekerja.
              Survei Angkatan Kerja Nasional per Agustus 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa
              rata-rata upah buruh turun 5,20 persen menjadi Rp2,76 juta per bulan. Pada Agustus 2019, rata-
              rata upah buruh Rp2,91 juta per bulan.

              Besar kecilnya perubahan upah buruh ini ber Fenomena perubahan upah buruh juga ber Kondisi
              yang tidak ideal bagi operasional usaha perhotelan dan restoran tersebut kemudian berujung
              pada sejumlah langkah efisiensi, seperti merumahkan pegawai, pemotongan upah, atau bahkan
              PHK. Dengan demikian, tidak mengherankan ketika upah buruh di sektor penyediaan akomodasi
              dan makan minum sangat terdampak pandemi, yakni mengalami penurunan 17,28 persen.

              Di  tahun  2021,  menyusul  pertumbuhan  ekonomi  yang  terkontraksi  2,07  persen  dan
              pemberlakuan UU Cipta Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan memutuskan tidak ada kenaikan
              upah minimum berdasarkan pertimbangan dampak ekonomi pandemi Covid-19.

              Pemerintah berusaha menciptakan iklim investasi yang menarik bagi para investor, yang mana
              kemudian  diharapkan  membawa  efek  domino  penyerapan  tenaga  kerja  dan  pertumbuhan
              ekonomi di masa pandemi. Namun branding tenaga kerja murah tidak seharusnya dijadikan daya
              tarik.

              Selain berpotensi mengabaikan kesejahteraan pekerja, pasar tenaga kerja yang melimpah tanpa
              dibarengi keterampilan yang mumpuni hanya akan menghasilkan produktivitas rendah dan tidak
              menarik bagi investor.

              Peran pemerintah Dalam kegiatan perekonomian yang melibatkan pengusaha dan pekerjanya,
              kerap kali terjadi konflik karena perbedaan pendapat dan kepentingan kedua belah pihak. Dari
              sisi pekerja dipastikan mereka mengharapkan dan mendesak upah untuk dinaikkan. Di sisi lain
              pengusaha berharap upah tidak naik atau tetap. Masing-masing pihak mempunyai argumentasi
              yang kuat untuk mendukung usulannya.

              Terlebih lagi setelah terbit Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2021 tentang
              Pelaksanaan Pengupahan pada Industri Padat Karya Tertentu dalam Masa Pandemi Covid-19
              yang memungkinkan sebagian perusahaan melakukan penyesuaian upah pekerja. Penyesuaian
              upah harus dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja, akan tetapi
              proses negosiasi dan diskusi tidaklah mudah.



                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81