Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 100
Tercatat, selama 2008-2020 terdapat 143.456 pekerja anak yang telah ditarik dari total 1,5 juta
pekerja anak berumur 10-17 tahun.
"Kami di Kementerian Ketenagakerjaan serius dan tegas dalam melakukan berbagai upaya
konkret guna mengurangi pekerja anak di Indonesia," kata Ida melalui siaran pers yang dilansir
dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Sabtu (12/6/2021).
Selain itu, lanjut Ida, pemerintah juga telah meratifikasi Konvensi ILO (International Labour
Organization) Nomor 138 tentang usia minimum yang diperbolehkan bekerja melalui Undang-
undang Nomor 20 Tahun 1999.
Substansi teknis yang ada dalam konvensi tersebut juga dituangkan dalam UU Nomor 13 Tahun
2020 tentang Ketenagakerjaan. Ida mengatakan, pihaknya telah menempuh sejumlah upaya
untuk menekan angka pekerja anak pada tahun 2021 ini.
Pertama, meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan kelompok
rentan, agar peduli pada pemenuhan hak anak dan tidak melibatkan anak dalam pekerjaan
berbahaya.
"Hal ini dilakukan di antaranya melalui supervisi ke perkebunan kelapa sawit dan perkebunan
tembakau," ujar Ida.
Kedua, melakukan koordinasi dan asistensi untuk mengembalikan anak-anak ke pendidikan
dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Ketiga, memberikan pelatihan pada pekerja anak dari kelompok rentan (putus sekolah dan
keluarga miskin) dalam program pelatihan berbasis komunitas dan pemagangan pada lapangan
pekerjaan.
Keempat, memfasilitasi intervensi bantuan sosial atau pelindungan sosial pada kelompok buruh
dan keluarga miskin yang terdampak Covid-19 yang memiliki kerentanan terhadap anggota
keluarga untuk menjadi pekerja anak.
Selanjutnya, melakukan supervisi/pemeriksaan ke perusahaan yang diduga mempekerjakan
anak. Kemudian, melakukan sosialisasi tentang norma kerja anak kepada para stakeholder .
Langkah terakhir yakni pencanangan zona/kawasan bebas pekerja anak di Sumatra Utara,
Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Ida mengakui bahwa hingga saat ini masih terdapat anak yang belum mendapat hak mereka
secara penuh, terutama yang terlahir dari keluarga miskin.
"Ketidakberdayaan ekonomi orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-
anak terlibat dalam pekerjaan yang membahayakan atau bahkan terjerumus dalam bentuk-betuk
pekerjaan terburuk untuk anak yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan tumbuh
kembang anak," kata Ida.
Ida pun mengajak semua pihak mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka pekerja
anak di Tanah Air.
"Stop pekerja anak, mari dukung upaya pemerintah dengan meningkatkan kepedulian kepada
anak-anak sekitar kita," katanya.
99