Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 133

JURUS KEMNAKER HADAPI TRANSFORMASI KETENAGAKERJAAN ERA INDUSTRI
              4.0
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah membeberkan strategi dalam menghadapi transformasi
              ketenagakerjaan di era industri 4.0. Adapun hal ini dilakukan guna mendorong link and match
              antara dunia pendidikan dengan dunia industri "Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan
              strategi untuk bisa berperan dan proses link and match pasar kerja. Terlebih di industri 4.0 yang
              mengedepankan penggunaan teknologi dan sistem online," ujar Ida dalam keterangan tertulis,
              Sabtu (12/6/2021).

              Dalam acara webinar 'Kesiapan Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0',
              Ida  menyebut  Kemnaker  terus  melakukan  kajian  labour  market  assessment.  Adapun  hal  ini
              sebagai dasar penyusunan kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan peluang usaha dan
              jenis pekerjaan baru di era pandemi.

              Terlebih berdasarkan laporan terbaru World Economic Forum (WEF), diperkirakan akan ada 97
              juta pekerjaan baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang.
              Sementara  itu  McKinsey  memprediksi  di  Indonesia  akan  ada  23  juta  jenis  pekerjaan  yang
              terdampak oleh otomatisasi, serta puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu
              tersebut. "Dalam Revolusi Industri 4.0, penggunaan teknologi yang semakin meningkat dalam
              segala aspek kehidupan membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik secara waktu atau
              pun tempat, sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang
              monoton.  Perubahan  ini  mempercepat transformasi  ketenagakerjaan  yang  terus  bergerak  ke
              arah revolusi industri 4.0," kata Ida.

              Ida mengatakan saat ini kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi hal utama. Pasalnya, tenaga
              kerja dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi dengan soft skills memadai. Selain itu,
              kreativitas, inovasi dan kewirausahaan akan menjadi poin penting lainnya bagi perkembangan
              dunia usaha ke depan.

              Guna  mengatasi  hal  ini,  pihaknya  menghadirkan  kebijakan  yang  dikolaborasikan  dengan
              kebijakan pelatihan vokasi lainnya seperti kebijakan triple killing yakni skilling, re-skilling dan up-
              skilling  bagi  pekerja.  Kemnaker  juga  melakukan  optimalisasi  pemagangan  berbasis  jabatan;
              peningkatan  soft  skills;  perubahan  kurikulum  dan  metode  berfokus  human  digital  online,
              penggunaan metode blended training; serta kolaborasi dengan stakeholders, terutama pelaku
              industri  untuk  menciptakan  lulusan  sesuai  dengan  kebutuhan  pasar  kerja.  Tak  hanya  itu,
              Kemnaker  pun  terus  melaksanakan  program  BLK  Komunitas  untuk  memperluas  jangkauan
              pelatihan vokasi.

              "Menjadikan  transformasi  BLK  sebagai  salah  satu  lompatan  besar  yang  dilakukan  untuk
              menjadikan BLK sebagai pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang
              berdaya saing global serta dapat memenuhi kualifikasi kemampuan terbaru yang dibutuhkan
              oleh dunia industri," katanya.

              Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi mengatakan ada tiga tantangan
              transformasi  ketenagakerjaan  sebagai  dampak  revolusi  industri  4.0.  Pertama,  skills
              transformation  atau  transformasi  keterampilan.  Kedua,  job  transformation  atau  transformasi
              pekerjaan.  Sedangkan  ketiga,  society  transformation  atau  transformasi  sosial.  Adapun  untuk
              menghadapi ketiganya, Anwar menyebut perlu inovasi dalam menciptakan tenaga kerja hingga
              jaminan sosial bagi pekerja.

              "Untuk  menghadapi  tiga  tantangan  tersebut,  maka  diperlukan  inovasi  dalam  penyiapan
              kompetensi  tenaga  kerja;  regulasi  ketenagakerjaan  yang  fleksibel;  jaminan  sosial  terhadap
              peningkatan kompetensi; dan jaminan sosial terhadap pendapatan masyarakat," pungkas Anwar.

                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138