Page 194 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 194

PERINGATAN HARI DUNIA MENENTANG PEKERJA ANAK, MENAKER IDA PAPARKAN
              7 LANGKAH KONKRIT
              Jakarta  -  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  memastikan  komitmennya  untuk  terus
              berupaya  menghapus  pekerja  anak.  Dalam  perkembangannya  pemerintah  sudah  melakukan
              penarikan pekerja anak dari berbagai jenis pekerjaan terburuk.

              Pada Tahun 2008 - 2020 Kemenaker telah melaksanakan Program Pengurangan Pekerja Anak
              dan  telah  berhasil  menarik  pekerja  anak  dari  tempat  kerja  sebanyak  143.456  anak.  Tujuan
              program ini adalah mengurangi jumlah pekerja anak dari Rumah Tangga Miskin (RTM) yang
              putus sekolah untuk ditarik dari tempat kerja melalui pendampingan di shelter dalam rangka
              memotivasi dan mempersiapkan anak kembali ke dunia pendidikan.

              Hal ini disampaikan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, saat menyampaikan keynote speech
              pada acara "End Child labour virtual race 2021" yang diselenggarakan oleh ILO dalam rangka
              World Day Agaisnt Labour 2021secara virtual di Jakarta, Sabtu (12/6).
              Menaker  Ida  menyampaikan  bahwa  pemerintah  memiliki  komitmen  besar  untuk  menghapus
              pekerja anak. Hal ini ditandai dengan ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 mengenai usia minimum
              untuk  diperbolehkan  bekerja  dengan  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  1999.  Selain  itu,
              pemerintah juga memasukkan substansi teknis yang ada dalam Konvensi ILO tersebut dalam
              Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.

              "Kami  di  Kementerian  Ketenagakerjaan  serius  dan  tegas  dalam  melakukan  berbagai  upaya
              konkrit guna mengurangi pekerja anak di Indonesia," jelas Menaker Ida.

              Berbagai upaya yang akan di lakukan di tahun 2021 ini di antaranya pertama, meningkatkan
              kesadaran masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan pada kelompok rentan, agar peduli
              pada  pemenuhan  hak  anak  dan  tidak  melibatkan  anak  dalam  pekerjaan  berbahaya.  Hal  ini
              dilakukan di antaranya melalui supervisi ke perkebunan kelapa sawit dan perkebunan tembakau.
              Kedua,  langkah-langkah  koordinasi  dan  asistensi  untuk  mengembalikan  anak-anak  ke
              Pendidikan, dengan menggunakan berbagai pendekatan.

              Ketiga,  memberikan  pelatihan  pada  pekerja  anak  dari  Kelompok  Rentan  (Putus  Sekolah  dan
              Keluarga Miskin) dalam program pelatihan berbasis komunitas dan pemagangan pada lapangan
              pekerjaan.

              Keempat, memfasilitasi intervensi bantuan sosial atau pelindungan sosial pada Kelompok /Buruh
              dan  keluarga  miskin  yang  terdampak  Covid-19  yang  memiliki  kerentanan  terhadap  anggota
              keluarga untuk menjadi pekerja anak.

              Kelima, melakukan supervisi/pemeriksaan ke perusahaan yang diduga mempekerjakan anak.
              Keenam, melakukan sosialisasi/penyebarluasan informasi norma kerja anak kepada stake holder.
              Dan  langkah  terakhir,  pencanangan  zona/  kawasan  bebas  pekerja  anak  di  Sumatera  Utara,
              Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.

              Menaker  Ida  mengakui,  saat  ini  masih  ada  anak  di  Indonesia  yang  belum  memperoleh  hak
              mereka secara penuh, terutama bagi anak yang terlahir dari keluarga prasejahtera.

              "Ketidakberdayaan ekonomi orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-
              anak terlibat dalam pekerjaan yang membahayakan atau bahkan terjerumus dalam bentuk-betuk
              pekerjaan terburuk untuk anak yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan tumbuh
              kembang anak," katanya.


                                                           193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199