Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 155
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Kemnaker
Aris Wahyudi dalam menanggapi polemik kedatangan 500 TKA asal China tersebut.
KEDATANGAN 500 TKA CHINA KE RI DITEGASKAN SESUAI PROSEDUR
JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali menegaskan bahwa kedatangan
500 Tenaga Kerja Asing (TKA) secara bertahap untuk membantu proyek pembangunan smelter
di Konawe, Sulawesi Tenggara, sesuai dengan prosedur. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Kemnaker
Aris Wahyudi dalam menanggapi polemik kedatangan 500 TKA asal China tersebut.
"Penggunaan TKA di masa pandemi kita mengikuti ketentuan dari pertama regulasi. Ada Perpres
No 20 tahun 2018. Kemudian Permenaker No 10 tahun 2018 tentang pelaksanaan penggunaan
tenaga kerja asing dan yang lebih khusus di masa pandemi itu kan payung hukum umum.
Sedangkan, payung khususnya adalah peraturan menteri hukum dan HAM no 11 tahun 2020,"
ujarnya saat dihubungi.
( ) Aris juga menjelaskan, kedatangan 500 TKA China sudah sesuai dengan protokol kesehatan
yang dianjurkan Kementerian Kesehatan. Para TKA, katanya harus memenuhi prosedur
karantina dan bebas Covid-19.
"Di Permenkumham No 11 itu juga ada klausul mereka harus bebas Covid. Mereka harus berada
atau tinggal di suatu wilayah yang bebas Covid. Dibukti itu biasanya 14 hari, stay di suatu
tempat 14 hari yang biasanya dibuktikan dengan surat sehat dari otoritas setempat," terangnya.
( ) Kemudian, Aris melanjutkan bahwa TKA yang sudah tiba di Indonesia harus dikarantina
selama 14 hari dan perusahaan pengguna wajib memberikan fasilitas karantina di dalam negeri.
"Jadi, di karantina dulu selama 14 hari. Kalau sudah dinyatakan sehat dan bebas Covid, mereka
dapat bekerja," kata dia.
Selain itu, Aris menerangkan bahwa kedatangan 500 TKA untuk bekerja di PT VDNI dan PT OSS
tersebut datang secara bertahap. Kedatangan TKA juga diharapkan dapat membantu
mempercepat proses pembangunan smelter sekaligus mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk
bekerja secara optimal.
"TKA itu datang di dua perusahaan (VDNI dan OSS) datangnya tidak sekaligus, bertahap gitu.
Semata-mata dalam rangka mengamankan agar proyek itu tetap berjalan, perusahaan tetap
berjalan. Kalau engga, tenaga kerja lokal yang sudah dipersiapkan engga bisa kerja juga. Mau
memasang mesin juga engga bisa. Kan gitu posisinya," pungkasnya.
(akr).
154