Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 100
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali keterampilan bahasa dan instrumen perlindungan bagi
CPMI, sembari menunggu penempatan CPMI kembali dibuka.
"Selain untuk meningkatkan kompetensi, juga merupakan upaya memberikan instrumen
perlindungan. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017,"
kata Dirjen Binalattas Kemnaker, Budi Hartawan, Rabu (21/10/2020).
Pelatihan Bahasa Jepang skema IJEPA dilakukan secara Daring (Online). Tahun ini merupakan
pembekalan keterampilan bahasa bagi CPMI ke-Jepang yang ke-13 kalinya sejak pertama kali
dimulai pada tahun 2008. Pelatihan diikuti 321 peserta (25 kandidat Nurse dan 296 kandidat
Careworker). Selain itu, terdapat 3 orang kandidat yang telah memiliki sertifikasi JLPT level N2,
N3, dan N4, sehingga tidak perlu mengikuti pelatihan.
"Kami harapkan pelatihan dengan metode daring dilaksanakan tanpa menghilangkan substansi
dan pencapaian kompetensi yang dibutuhkan," ujar Budi Hartawan .
Sementara itu, Dirjen Binapenta dan PKK, Suhartono, keberangkatan tahap-13 ini sempat
tertunda karena adanya pandemi Covid-19.
Penundaan keberangkatan EPA-13 menjadi perhatian Pemerintah Indonesia yang selalu
dikomunikasikan dengan Pemerintah Jepang, termasuk concern terkait upaya menjaga
kemampuan bahasa Jepang, sampai dengan waktu keberangkatan.
"Adapun jadwal keberangkatan Kandidat EPA-13 mengalami penundaan hingga adanya
pemberitahuan resmi dari Pemerintah Jepang dan kondisi di Jepang kondusif," kata Suhartono.
Kepada peserta pelatihan, Suhartono berpesan bahwa pelatihan Bahasa Jepang ini merupakan
bagian dari upaya pemerintah untuk menyiapkan CPMI menjadi semakin siap untuk bekerja.
Ia juga berpesan kepada peserta untuk tetap jaga kesehatan, karena kesehatan adalah kunci
utama kita melakukan segala sesuatunya.
"Terakhir, tanamkan sikap disiplin, santun, dan memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan
terbaik dalam pelaksanaan tugas nanti," ujarnya.
99