Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 135

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sebagai aturan turunan atas Undang-Undang Cipta Kerja
              segera disusun oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dalam sambutan pada Kick-Off the Tripartite Meeting "
              Pembahasan  Peraturan  Pelaksana  Susbtansi  Ketenagakerjaan  Undang-Udang  Cipta  Kerja  ",
              mengatakan RPP harus segera ada agar UU Cipta Kerja bisa segera dilaksanakan.

              "Kami menyiapkan empat RPP sebagai turunan dari UU Cipta Kerja. Kalau di UU Cipta Kerja itu
              kan kita punya waktu tiga bulan, tapi lebih cepat kan lebih baik," kata Menaker Ida di Jakarta,
              Selasa (20/10/2020).

              Empat  RPP  Turunan  UU  Cipta  Kerja  yang  dimaksud  Menaker  Ida  ialah:  -  RPP  tentang
              Pengupahan,  -  RPP  tentang  Tenaga  Kerja  Asing,  -  RPP  tentang  Penyelenggaraan
              Ketenagakerjaan, dan - RPP tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

              Untuk penyusunan RPP, Menaker Ida menyatakan bahwa pihaknya sudah mematangkan konsep
              di internal Kemnaker dan sudah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.

              "Sosialisasi kepada Pemda melalui dinas-dinas naker juga sudah dan akan terus kami lakukan.
              Ini penting karena dinas adalah ujung tombak informasi dan layanan warga di daerah," ucap
              Menaker Ida.

              Menurutnya,  dalam  penyusunan  RPP  ini,  pihaknya  memastikan  keterlibatan  stakeholder
              ketenagakerjaan, yakni dari Serikat Pekerja/Buruh dan pengusaha.
              "Minggu ini sudah start. Mudah-mudahan akan bisa selesai lebih cepat dari target," ucapnya.

              Hadir dalam acara Kick-Off the Tripartite Meeting ini di antaranya Ketua Umum APINDO, Hariyadi
              Sukamdani; Ketua Umum KSPSI, Yorrys Raweyai; perwakilan K-Sarbumusi, FSP BUN, dan F-
              Kahutindo; Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi.

              Selanjutnya  Plt.  Dirjen  PHI  dan  Jamsos,  Haiyani  Rumondang;  perwakilan  Kementerian
              Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta stakeholder lainnya.

              Terkait dengan UU Cipta Kerja sendiri menuai pro kontra dari berbagai pihak. Hingga buruh dan
              mahasiswa turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap omnibus law ini.

              Rekam Jejak Omnibus Law Cipta Kerja Dikutip dari Website DPR RI

              17 Desember 2019 - Diusulkan

              12 Februari 2020 - Penyerahan Surat Presiden, RUU Cipta Kerja, dan Naskah Akademik ke DPR
              RI

              2 April 2020 - Pendahuluan Rapat Paripurna ke-13, Penugasan Pembahasan RUU tentang Cipta
              Kerja kepada Badan Legislasi

              7 April 2020 - Pendahuluan Rapat Badan Legislasi terkait Rancangan Jadwal acara Pembahasan
              RUU tentang Cipta Kerja 14 April 2020 - Pembicaraan Tingkat I Rapat Kerja terkait Pembahasan
              RUU tentang Cipta Kerja 20 April 2020 - Pembicaraan Tingkat I Rapat Panja pembahasan RUU
              tentang  Cipta  Kerja  untuk  membahas  rencana  RDPU  dengan  para  pakar  27  April  2020  -
              Pembicaraan Tingkat I RDPU Panja Baleg dengan 3 orang Narasumber (Prof. Djisman, Yose
              Rizal, dan Sarman Simanjorang) 29 April 2020 - Pembicaraan Tingkat I RDPU Panja Baleg dengan
              2 orang Narasumber (Bambang Kesowo dan Prof. Dr. Satya Arinanto) 5 Mei 2020 - Pembicaraan
              Tingkat I RDPU Panja Baleg dengan 2 orang Narasumber (Emil Arifin dan Dr. Ir. H. Sutrisno
              Iwantono 20 Mei 2020 - Pembicaraan Tingkat I Rapat Panja Pembahasan DIM RUU Tentang
              Cipta Kerja materi Konsideran, Bab I, dan Bab II 3 Juni 2020 - Pembicaraan Tingkat I Rapat
                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140