Page 188 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 188

Menurut  Firman,  setiap  tahunnya  terdapat  2.9  juta  angkatan  kerja  baru.  Kemudian  juga
              terdapat  3.5  juta  orang  kehilangan  pekerjaannya.  Belum  lagi  jumlah  pengangguran  yang
              mencapai Rp 6.9 juta orang.

              "Kalau tidak ada investasi bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja. Indonesia penduduknya
              jumlahnya besar dan negara tidak mampu menyediakan lapangan kerja. Ya rakyatnya mau kerja
              di mana?. Logika berpikirnya kita bawa ke situ," ungkapnya.

              Adanya UU Cipta Kerja tersebut juga membuat perizinan semakin mudah. Pelaku usaha mikro
              kecil  dan  menengah  (UMKM)  tidak  perlu  berbelit-belit  dalam  mengurus  perizinan  usaha.
              Sehingga adanya UU Cipta Kerja ini adalah menderhanakan regulasi yang berbeli-belit. Itulah
              pemerintah hadir bagi masyarakat dengan adanya UU tersebut.

              "Kita sudah over regulasi kita dan harus ada penyederhanaan. Ini terobosan yang pertama kali
              kita lakukan. Jadi ini memang sebuah keberanian untuk metode Omnibus Law ini," ungkapnya.

              Adanya  UU  Cipta  Kerja  ini  bukan  hanya  menguntungkan  pengusaha.  Tetap  ikut  membantu
              meningkatkan perekonomian nasional.

              "Kan begini negara bisa tegak ketika ekonominya kuat. Kalau ekonominya terpuruk maka negara
              ikut terpuruk. Jadi nantinya akan ada penerimaan lapangan kerja terbesar dari perusahaan yang
              kecil menengah dan yang besar," tuturnya.

              Firman menyebut, masyarakat yang menolak UU Cipta Kerja sebenarnya tidak melihat secara
              utuh  mengenai  Omnibus  Law  tersebut.  Sehingga  langkah  pemerintah  memang  sudah  tepat
              adanya UU Cipta Kerja ini.

              "Jangan negara itu disetir oleh kelompok-kelompok itu. Ini negara. Kalau bahasa premannya
              memang siapa elu," pungkasnya.

              Editor : Dimas Ryandi.
































                                                          187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193