Page 290 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 290

-  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  mengancam  akan  menggelar  aksi  serentak
              secara nasional pada 2 November 2020 jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaksa untuk
              menandatangani draf Undang-Undang Omnibus Law tentang Cipta Kerja. Pasalnya, Presiden
              KSPI  Said  Iqbal  menduga,  Jokowi  akan  menandatangani  draf  Undang-Undang  sapu  jagat
              tersebut pada Rabu (28/10) mendatang.

              "Informasi yang berkembang, draf itu akan ditandatangani 28 Oktober 2020, maka KSPI dan
              beberapa serikat buruh akan melakukan aksi serentak nasional untuk menolak UU Cipta Kerja,"
              kata Said Iqbal dalam keterangannya, Senin (26/10).


              Said Iqbal menduga, Presiden Jokowi akan menandatangani UU Cipta Kerja dan penomorannya
              paling lambat pada 28 Oktober 2020. Namun pada 29 - 31 Oktober ada libur panjang, sehingga
              KSPI, KSPSI AGN, dan 32 federasi/konfederasi serikat buruh akan menyerahkan berkas judicial
              review ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2 November 2020.

              Saat  penyerahan  berkas  judicial  review  ke  MK,  sambung  Said,  buruh  akan  melakukan  aksi
              nasional dengan tuntutan agar MK membatalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan meminta
              Presiden  mengeluarkan  Peraturan  Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang  (Perppu)  untuk
              membatalkan UU Cipta Kerja tersebut.

              "Aksi nasional buruh pada 2 November tersebut dilakukan serempak di 24 propinsi dan 200
              kabupaten/kota  yang  diikuti  ratusan  ribu  buruh.  Sedangkan  aksi  di  Istana  dan  Mahkamah
              Konstitusi diikuti puluhan ribu buruh," kata Said Iqbal.

              Said Iqbal juga menyebut, akan melakukan aksi nasional serempak di 24 provinsi pada 9-10
              November  yang  diikuti  ratusan  ribu  buruh  dengan  tuntutan  DPR  RI  harus  melakukan
              pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja melalui proses legislative review sesuai mekanisme
              UUD 1945 pasal 20, 21, dan 22A serta UU PPP.

              Selain meminta pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja, lanjut Said, dalam aksi pada 9-10
              November 2020 juga akan disampaikan tuntutan buruh lainnya yaitu meminta kenaikan upah
              minimum 2021 sebesar 8 persen di seluruh Indonesia dan menolak tidak adanya kenaikan upah
              minimum 2021.

              Aksi  nasional  serempak  akan  dilakukan  di  24  provinsi  dan  melibatkan  200  kabupaten/kota,
              antara  lain  Jakarta,  Depok,  Bogor,  Tangerang  Raya,  Serang,  Cilegon,  Karawang,  Bekasi,
              Purwakarta,  Subang,  Indramayu,  Cirebon,  Bandung  Raya,  Cimahi,  Cianjur,  Sukabumi,
              Semarang, Kendal, Jepara, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.

              Selain itu, aksi juga akan dilakukan di Jogja, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan,
              Pekanbaru,  Jambi,  Bengkulu,  Lampung,  Makassar,  Gorontalo,  Bitung,  Kendari,  Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, Ambon, Papua, dan sebagainya.

              "Aksi  KSPI  dan  serikat  buruh  lainnya  ini  adalah  aksi  anti  kekerasan  'non  violence'.  Aksi  ini
              diselenggarakan secara terukur, terarah dan konstitusional. Aksi tidak boleh anarkis dan harus
              damai serta tertib," pungkasnya.

              Editor : Dimas Ryandi Reporter : Muhammad Ridwan.



                                                          289
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295