Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 98
Bahlil menambahkan ketika partisipan survei tersebut ditanya apakah mau kaya, semua
menjawab mau. Namun angka prosentase yang memilih jadi pengusaha sangat rendah.
"Jadi antara pilihan kerjaan dengan hasil pekerjaan itu enggak menyambung, enggak
terkoneksi. Terus ada pertanyaan berikut, , bapak-ibu semua, dan saya sudah merasakan kok
(susahnya mengurus izin jadi pengusaha)," kata Bahlil.
Maksud Bahlil, menjadi pengusaha di republik ini tidak semudah menjadi karyawan atau politisi.
Karena pemerintah Indonesia saat itu tidak memiliki regulasi yang berpihak kepada pengusaha.
Akhirnya, kata Bahlil, pilihan jadi pengusaha hanya dimiliki oleh dua, yaitu pengusaha yang
dibentuk oleh garis keturunan (nasab) dan pengusaha yang dibentuk oleh takdir (nasib).
Hal itu tentu tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Menurut Bahlil, negara harus mendesain pola
pikir generasi muda untuk menjadi pengusaha. Sehingga generasi muda mau meninggalkan
pola pikir lama yaitu kalau sukses harus mencari kerja bukan membuat lapangan kerja.
97